FENOMENA KENAIKAN HARGA PANGAN JELANG RAMADHAN


Oleh: Rahma Puri Handayani
Ibu Rumah Tangga

Menjelang Bulan Suci Ramadan 2025, harga bahan pokok di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin), Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, terpantau mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan harga paling mencolok terjadi pada minyak goreng dan gula, yang terus naik dalam beberapa minggu terakhir. Syamsiah, seorang pedagang di Pasar Tamrin, mengungkapkan bahwa kenaikan harga sudah mulai terjadi sejak dua minggu lalu. Menurutnya, kondisi tahun ini jauh lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Setiap menjelang Ramadhan memang selalu ada kenaikan harga, tapi kali ini terasa paling parah," ujarnya saat ditemui pada Jumat (tribunkaltim.co 7/2/2025). Pedagang berharap, pemerintah segera mengambil tindakan untuk menstabilkan harga, terutama minyak goreng yang mengalami kenaikan paling tinggi. "Harapannya ya mudah-mudahan pemerintah dapat menstabilkan harga bahan pokok sebelum makin naik pas puasa nanti, khususnya harga minyak goreng yang lebih dominan naik" ujar Syamsiah. (Tribunkaltim.co)

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kenaikan harga-harga menjelang Ramadhan terus berulang. Mengapa bisa demikian? Hal ini menunjukan adanya masalah pendistribusian barang sehingga berpotensi menyebabkan kelangkaan dan membuat kenaikan harga barang. Meningkatnya jumlah permintaan menjadi alasan klise meningkatnya harga bahan pokok menjelang Ramadhan. Padahal diakui atau tidak, ada problem lain yang mempengaruhi naiknya harga di tengah daya masyarakat yang semakin menurun, seperti jaminan kelangsungan produksi barang kebutuhan, problem pada rantai pasok (mafia, import, kartel, monopoli, iktikar, dll).

Ini semua terjadi akibat dari buah sistem yang negara ini terapkan yaitu demokrasi kapitalisme dimana yang difikirkan hanyalah keuntungan besar bagi para pemodal tanpa memikirkan kesejahteraan rakyatnya sehingga imbasnya rakyat lagi yang harus menanggung penderitaan akibat dari peraturan demokrasi ini. Dan solusi yang di berikan pemerintahan demokrasi ini bukan menambah kemakmuran tapi malah menimbulkan masalah-masalah baru yang bahkan tiap tahun lebih parah dari tahun sebelumnya, contohnya seperti kenaikan harga bahan pokok yang tahun ini paling parah dirasakan para pedagang. Jadi sudah jelaskan bahwa ternyata sistem demokrasi tidak akan pernah bisa menyelesaikan permasalahan saat ini, dan justru menambah masalah baru untuk menutupi masalah yang lalu. Lagi-lagi rakyat yang menanggungnya.

Lalu pemerintah harus bagaimana agar masalah ini tidak berulang dan berkelanjutan? Secara prinsip, kunci kestabilan harga pangan terletak pada fungsi politik negara yang benar. Islam meletakkan fungsi pemerintah sebagai pelayan dan pelindung rakyat. Rasulullah ï·º bersabda, “Imam (Khalifah) adalah ra'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya.” (HR Ahmad-Bukhari).

Jadi solusi pasti agar masalah-masalah di negeri ini teratasi adalah dengan mengganti sistem demokrasi yang sekarang diterapkan menjadi sistem Islam. Mengapa harus Islam? Karena Islam menjadikan ketersediaan pangan dan jaminan distribusi yang merata sebagai tanggung jawab negara. Islam juga akan memastikan tidak ada penimbunan, tidak ada kecurangan, dan tidak ada permainan harga, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya dengan harga yang terjangkau. Dalam Islam, negara juga akan meningkatkan produksi untuk menyelesaikan problem kelangkaan, pemantauan dan pengendalian harga komoditas-komoditas ini beserta antisipasinya sesuai Syara. Begitupun dengan sistem ekonomi Islam yang akan meniscayakan adanya pengaturan dan jaminan terpenuhinya kebutuhan rakyat atas pangan dengan harga murah dan mudah di akses.

Wallahu a'lam.

Posting Komentar

0 Komentar