GAZA BUTUH INTERVENSI MILITER: SOLUSI SYARIAH YANG TERLUPAKAN


Oleh: Abu Siddiq
Aktivis Dakwah

Krisis kemanusiaan yang berlangsung di Gaza bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga ujian besar bagi dunia Islam. Di tengah bombardir tanpa henti oleh entitas zionis, respons dunia Muslim nyaris seragam: bantuan logistik, kecaman retoris, dan diplomasi lemah yang tak menghasilkan apa-apa. Padahal, realitas di lapangan sudah amat jelas: Gaza tidak butuh gandum dan minyak samin, tetapi butuh kekuatan militer untuk membebaskannya dari agresi brutal. Inilah kenyataan pahit yang selama ini dihindari untuk dikatakan secara terang-terangan.


Kirim Pasukan, Bukan Sekadar Bantuan

Islam tidak membiarkan darah kaum Muslimin tumpah tanpa perlindungan. Allah ﷻ berfirman:

وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ
Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas, karena sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS al-Baqarah [2]: 190).

Ayat ini menegaskan prinsip penting dalam hukum jihad: membela kaum Muslimin yang diserang adalah kewajiban. Ketika rakyat Gaza dibantai, rumah-rumah mereka dihancurkan, anak-anak mereka dibakar hidup-hidup, maka jawabannya bukan konferensi damai atau penyaluran bantuan, tetapi intervensi militer untuk menghancurkan agresor.

Krisis Gaza adalah perang. Dan perang hanya bisa dihentikan dengan kekuatan militer yang sepadan. Tidak ada satu pun dalil syariah yang membenarkan pembiaran atas pembantaian seperti ini. Bahkan dalam fikih jihad, salah satu sebab jihad adalah daf’u al-‘aduww al-haamil (menolak serangan dari musuh). Maka, diamnya dunia Islam adalah pengkhianatan terhadap hukum syariah dan pengabaian terhadap darah saudaranya sendiri.


Strategi Nyata yang Bisa Dilakukan

Selain pengiriman pasukan, syariah juga mewajibkan pemutusan total terhadap semua bentuk hubungan dengan musuh. Entitas zionis selama ini hidup bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena pasokan dan dukungan logistik dari luar. Maka, seharusnya dunia Islam menutup seluruh akses darat, laut, dan udara yang bisa menjadi jalur masuk bantuan bagi Israel. Pemutusan hubungan diplomatik, embargo total, dan penghentian perdagangan strategis harus dilakukan segera.

Namun semua ini menjadi mimpi di siang bolong ketika kekuasaan dipegang oleh para penguasa boneka. Para penguasa yang justru lebih sibuk menjaga hubungan baik dengan penjajah daripada membela umat yang mereka klaim wakili. Mereka tak mungkin melawan tangan asing yang telah memberi mereka kekuasaan dan menopang singgasana mereka.


Solusi Institusional yang Terlupakan

Masalah utama bukanlah kekurangan strategi, tetapi ketiadaan institusi pelaksana. Dunia Islam saat ini ibarat tubuh tanpa kepala. Tidak ada satu pun entitas yang berfungsi sebagai pelindung umat secara kolektif. Padahal, dalam sejarah Islam, institusi yang bertugas membela umat dan menjalankan jihad secara resmi adalah Khilafah.

Khilafah adalah institusi pemerintahan Islam yang tegak di atas syariah. Ia tidak tunduk pada tekanan asing, tidak bisa dibeli oleh negara-negara Barat, dan tidak akan ragu mengirimkan pasukan demi membela darah kaum Muslimin. Selama Khilafah belum tegak, dunia Islam akan terus berkutat dalam ketidakberdayaan, dan Gaza akan terus berdarah.


Mengapa Harus Khilafah, Bukan Negara-Negara Arab?

Sebagian orang berharap pada Mesir, Yordania, Turki, atau bahkan PBB. Tapi sejarah telah berkali-kali membuktikan: mereka semua hanya memberi janji, bukan aksi. Negara-negara Arab tunduk pada perintah kekuatan asing. Bahkan beberapa di antaranya secara aktif bersekutu dengan entitas zionis secara diam-diam maupun terang-terangan. Sementara PBB hanyalah alat kekuasaan negara-negara besar, yang lebih peduli pada kepentingan politik daripada nyawa rakyat Palestina.

Umat Islam membutuhkan independensi politik dan militer. Dan itu hanya bisa diperoleh melalui institusi pemerintahan yang lahir dari ajaran Islam, bukan sistem sekuler warisan kolonial. Itulah Khilafah.


Saatnya Umat Bangkit dan Menuntut Solusi Nyata

Gaza sedang memanggil dunia Islam. Tapi seruan itu tak bisa dijawab dengan donasi dan doa semata. Syariah telah menunjukkan jalan: kirimkan pasukan, hentikan hubungan dengan zionis, dan bangun kekuasaan Islam yang mampu membela umat. Umat butuh pelindung, dan pelindung itu adalah Khilafah.

Sudah cukup lama umat ini diam dalam keterpecahan dan ilusi diplomasi. Saatnya kita bangkit, menyadari hakikat masalah, dan menuntut solusi yang benar-benar sesuai dengan syariah. Gaza tidak akan bebas oleh negara-negara yang menjadi pelayan penjajah. Gaza hanya akan bebas dengan kekuatan umat yang bersatu dalam kepemimpinan Islam sejati.

Posting Komentar

0 Komentar