
Oleh: Ummu hafidz
Penulis Lepas
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, Yulius Setiarto, mengapresiasi rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Dia mengatakan sikap kemanusiaan itu sesuai dengan Pancasila. "Sikap kemanusiaan Presiden Prabowo patut mendapat apresiasi, karena merupakan perwujudan dari ideologi kita Pancasila," kata Yulius kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).
Adapun pernyataan Presiden Prabowo disampaikan menjelang kunjungan ke sejumlah negara Timur Tengah pada Rabu (9/4). Prabowo mengatakan Indonesia siap menampung sekitar 1.000 warga Gaza untuk gelombang pertama, terutama yang luka-luka, trauma, dan anak yatim piatu. Dilansir dari detikNews.com (Jumat, 11/04/2025)
Sedih sekali melihat saudara kita di Gaza yang masih mengalami genosida oleh Israel, padahal sudah lebih dari 500 hari tapi belum juga menemukan solusi yang diharapkan. Sementara setiap detik mereka menemui syahid, banyak anak-anak yang yatim-piatu, rumah-rumahan, sekolah, rumah sakit, semua rata dengan tanah.
Apakah Evakuasi Solusi Yang Terbaik?
Bapak Presiden Prabowo berencana menolong warga Gaza dengan menyediakan tempat tinggal sementara yang aman, memberikan mereka makanan dan menyembuhkan luka mereka, kemudian setelah mereka sembuh, mereka boleh kembali ke Palestina lagi.
Namun, walaupun warga gaza sudah sembuh dari luka kemudian kembali ke negaranya tidaklah menjamin aman dari genosida. Selama zionis Israel masih ada di tanah palestina, karena tidak ada jaminan warga gaza bisa hidup jika penjajah masih berada di sana.
Seandainya warga Palestina mau dievakuasi, maka sudah dari dulu mereka mengungsi ke negara lainnya. Tapi mereka lebih memilih bertahan di sana walaupun harus siap syahid setiap detik. Sampai saat ini korban yang meninggal dunia sebanyak 50.840 jiwa, dan korban yang luka lebih dari 112.00 jiwa.
Sejatinya warga Palestina bukan hanya mempertahankan tanah airnya tetapi juga menjaga kiblat pertama kaum muslim. Palestina merupakan tanah para Nabi, dan juga tanah kharaj yang pernah di taklukan oleh Khalifah Umar. Maka sudah jelaslah bahwa yang diinginkan warga Gaza bukan evakuasi, tapi solusi yang hakiki tanpa ada pertumpahan darah lagi.
Sementara, usaha yang dilakukan para penguasa dunia untuk menyelesaikan konflik genosida di Palestina ini seakan hanya teori tanpa hasil nyata. Karena sampai saat ini zionis Israel masih bebas menyerang, membombardir warga Gaza. Padahal sudah jelas-jelas melanggar HAM yang selalu diagung-agungkan oleh mereka.
Ini adalah perang yang melibatkan entitas yahudi dengan senjata dan pesawat tempurnya, didukung oleh barat melalui keputusan dan sikapnya. Serta didukung penuh oleh negara adidaya yakni Amerika dan Inggris. Serta pengkhianatan dari para penguasa negeri-negeri muslim. Yang masih menjalin kerjasama dengan negara barat. Bahkan lebih dari itu, mereka menjadi pendukung utama entitas perampas tersebut, yang mencegah serta menghalangi umat (rakyat) maupun tentara untuk mengatasinya.
Walaupun seluruh ulama sudah sepakat untuk melakukan seruan jihad melawan zionis Israel. Tetapi seruan itu tidak akan jadi solusi, karena itu hanya retorika saja. Tanpa tindakan nyata, kecuali jika telah dilakukan perintah oleh para penguasa untuk mengirim militer melawan zionis yahudi.
Sedangkan mayoritas umat di seluruh penjuru dunia telah teracuni pemikiran barat yaitu nasionalisme, sebuah paham sempit mengenai kebangsaan yang lahir dari ideologi barat. Inilah yang memecah-belah persatuan dan membawa malapetaka bagi umat manusia.
Karena nasionalisme telah menjauhkan umat islam dari syariatnya, sehingga mereka hanya sibuk memikirkan urusan pribadi saja atau urusan bangsanya sendiri, tidak peduli dengan nasib saudara-saudara sesama muslim yang sedang terjajah seperti di Palestina.
Hanya Satu Solusinya
Akar persoalan Palestina ini adalah adanya entitas yahudi yang ingin menguasai tanah Palestina, maka umat muslim harus mengusir para penjajah ini dari tanah Palestina.
Sudah jelas zionis Israel merupakan the real teroris. Buktinya sudah jelas, genosida yang dilakukan oleh Zionis Israel laknatullah itu belum berhenti sampai saat ini.
Namun hal itu hanya akan terwujud jika seluruh umat Muslim memiliki perasaan dan pemikiran yang sama. Maka hal yang utama adalah mengubah pemikiran mereka yang saat ini masih teracuni paham nasionalisme menuju pemahaman Islam yang menyeluruh dengan terus berdakwah. Dengan cara mengkaji Islam kaffah (menyeluruh), sehingga muncul perasaan yang sama sebagaimana yang dirasakan oleh mereka yang di Gaza, sebab setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika ada salah satu tubuh yang sakit, maka bagian tubuh yang lain akan ikut merasakannya. Selanjutnya muncullah ghiroh untuk menolong dan membela sodara Muslim yang terdzolimi dengan cara jihad (mengusir penjajah) dari negeri yang terjajah.
Maka pentingnya keberadaan para penguasa negeri-negeri Muslim di dunia yang berani memberikan komando agar mengirimkan tentara militernya untuk melawan dan mengusir Zionis Yahudi dari tanah suci Palestina. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ dulu juga turun ke medan perang untuk memimpin umat Muslim melawan Yahudi.
وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ ٱنتَهَوْا۟ فَلَا عُدْوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah :193)
Namun saat ini ketiadaan Khalifah (pemimpin) membuat kaum muslim tidak dapat melakukan perang melawan Zionis Yahudi, sebab hanya Khalifah yang punya kuasa memerintahkan perang. Maka keberadaan Khilafah adalah sebagai pelaksana syariat dan pemersatu umat, serta menjadi benteng kokoh yang menjaga aqidah umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Marilah kita berjuang untuk menerapkan kembali syariat Islam dalam segala lini kehidupan. Agar tidak ada lagi negeri-negeri Muslim yang terjajah. Dan Palestina akan menjadi milik umat Muslim sepenuhnya.
Wallohu'alam bissowab.

0 Komentar