
Oleh: Ina Ariani
Aktivis Muslimah
Berbicara tentang tips emak pejuang tangguh hari ini cukup sulit, karena sistem pendukung pendidikan saat ini hanya seadanya saja. Tidak ada pembekalan akidah bagi perempuan, pendidikan saat ini hanya berorientasi pada nilai akademik semata, seolah-olah nilai yang diraih sekadar untuk keuntungan materi jasmaniah.
Berbicara tentang pejuang, kita pasti berbicara tentang Islam. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Islam bukan sekadar agama ritual, tetapi sebuah sistem yang mengatur kehidupan manusia, dari bangun tidur hingga tidur kembali. Bahkan dalam membangun sebuah peradaban pun, harus menggunakan Islam. Satu hal lagi, Islam bukan hanya mengatur manusia saja, tetapi juga semua makhluk yang diciptakan oleh Allah ﷻ.
Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Semua dimuliakan oleh Islam. Masya Allah, Islam sangat memuliakan kaum perempuan. Perempuan memiliki kedudukan yang sangat istimewa dan mulia. Dalam surah An-Nahl ayat 97 dijelaskan bahwa setiap orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, yang mengisi hidupnya dengan amal-amal salih, niscaya akan dikaruniai oleh Allah kehidupan yang baik, kehidupan yang diliputi ketenangan, keberkahan, dan makna sejati.
Kehadiran Rasulullah ﷺ mengangkat derajat perempuan yang sebelumnya, pada masa jahiliah, dianggap hina, rendah, dan tidak berguna. Islam datang dan memuliakan perempuan serta menempatkannya pada posisi yang layak. Sebagaimana diceritakan dalam riwayat Mu’awiyah bin Haidah Al-Qusyairi radhiallahu ‘anhu yang pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan).
Hadis di atas menjelaskan bahwa peran perempuan (sebagai ibu) disebut hingga tiga kali sebelum ayah. Artinya, laki-laki wajib menghormati ibunya dan memberikan penghargaan kepada perempuan, karena mereka sangat mulia di hadapan Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
اسْتَوْصُوا بالنِّساءِ خَيْرًا
“Berbuat baiklah kalian kepada para wanita,” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan).
Karena dari rahim perempuanlah kehidupan bermula. Ia mengandung dengan kesabaran, melahirkan dengan perjuangan, menyusui dengan kasih sayang, dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh cinta dan pengorbanan. Maka, sebagai seorang muslimah, sudah sepantasnya merasa bangga dan mulia atas peran agung ini yang Allah amanahkan secara khusus kepadanya.
Perempuan dianugerahi hati yang lembut, kuat/tangguh, dan perasaan yang mudah tersentuh. Perempuan mudah menangis, bukan berarti lemah. Ada juga perempuan yang cerewet (dalam tanda kutip) yang sebenarnya adalah bentuk ekspresi dari perasaannya. Begitulah fitrah perempuan yang Allah berikan kepada kita. Patut kita syukuri, begitulah uniknya perempuan.
Dalam sistem saat ini (kapitalis-sekuler) yang tidak bersahabat dan tidak memuliakan perempuan, maka kita harus keluar dari lingkaran sistem tersebut!
Perempuan harus cerdas, berpikir kritis dan kreatif, kuat, dan tangguh. Di akhir zaman ini kehidupan makin sulit. Banyak pikiran perempuan yang terkuras, "kepala jadi kaki, kaki jadi kepala." Demi membantu perekonomian keluarga, pasti di antara kita ada yang demikian. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kesabaran yang luas dalam dirinya. Aamiin.
Padahal, perempuan selain mengandung, melahirkan, menyusui, tak jarang harus mengurus dan membesarkan anak-anaknya seorang diri. Ia juga harus melayani dan memenuhi kebutuhan suami serta mengurus pekerjaan rumah. Bahkan ia harus membagi waktunya untuk dakwah. Jika hanya mengandalkan bantuan suami, pekerjaan rumah tidak akan selesai, karena suami pun harus bekerja di luar rumah, dari pagi hingga petang baru pulang, malamnya berdakwah. Bagaimana coba? Hmm...
Semua ini adalah akibat dari sistem yang tidak berlandaskan Islam. Aturan yang digunakan adalah aturan Barat, yang hanya berorientasi pada materi. Kebahagiaan diukur dari seberapa banyak materi yang bisa didapatkan. Untuk itu, sebagai emak-emak tangguh pejuang Islam kaffah, harus punya tips jitu sebagai berikut:
- Pertama, Ibadah: Perempuan tangguh menjadikan setiap amal perbuatannya sebagai ibadah. Ia harus terikat dengan semua perintah dan menjauhi semua larangan Allah ﷻ.
- Kedua, Ilmu lil Amal: Perempuan tangguh akan disiplin dalam membagi waktu untuk mencari dan mendalami ilmu Islam, lalu mengamalkannya dan mendakwahkannya.
- Ketiga, Pandai Bersosialisasi: Bentuk penerapan ilmu adalah dengan mendakwahkannya kembali ke tengah-tengah masyarakat (umat).
- Keempat, Sabar, Ikhlas, dan Doa: Perempuan tangguh harus banyak bersabar dalam menghadapi kerasnya hidup di akhir zaman. Ikhlas dalam menerima cobaan dan yakin bahwa segala sesuatu datang dari Allah. Dan jangan pernah lepas dari doa:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
- Kelima, Berbaik Sangka kepada Allah: Perempuan tangguh akan selalu mengharap rahmat dan ampunan dari Allah. Segala permasalahan akan disikapi dengan prasangka baik kepada Allah dan keyakinan bahwa ada hikmah di balik setiap kesulitan.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih)
Demikianlah tips emak pejuang Islam tangguh dari saya. Semoga bermanfaat. Beginilah Islam mengatur kehidupan perempuan. Jika ingin mulia di sisi Allah ﷻ, wajib terikat dengan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya secara kafah. Yang paling utama, tentu harus ada sistem pendukung yang memperhatikan dan memuliakan perempuan. Pastinya, hanya Islam kafah yang dapat memuliakan perempuan, dan membuat tips di atas mudah dijalankan.
Wallahu a‘lam bish-shawab.
0 Komentar