
Oleh: Verawati, S.Pd
Penulis Lepas
Allah ﷻ berfirman dalam surah Ali Imran ayat 118:
قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ
"Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan di hati mereka adalah lebih besar lagi."
Maha Suci Allah. Apa yang diwahyukan-Nya kini terbukti. Telah terdengar dengan jelas bahwa apa yang keluar dari mulut orang-orang kafir adalah kebencian, cacian, dan hinaan. Bukan hanya sekali, tapi sudah berkali-kali, bahkan ribuan kali umat ini dihina. Randy Fine, salah satu anggota Kongres Amerika Serikat, telah melontarkan penghinaan terhadap Muslim Gaza. Ia menyerukan penggunaan bom nuklir untuk menghancurkan Gaza.
Ia menyebut perjuangan Palestina sebagai perjuangan jahat, bahkan menyamakannya dengan kejahatan Nazi dan Jepang. Fine mengatakan bahwa ketika Jepang dikalahkan dulu, tidak ada negosiasi, melainkan dengan dua serangan nuklir. Ia pun menegaskan bahwa hal yang sama perlu dilakukan untuk mengalahkan Palestina. Menurutnya, ada sesuatu yang sangat salah dengan budaya ini, dan itu harus dikalahkan. (Sindo News, 24/05/2025)
Pernyataan ini langsung menuai kecaman, terutama dari pihak Hamas. Dilansir Tempo (24/05/2025), Hamas menegaskan bahwa apa yang keluar dari mulut Fine adalah hasutan untuk melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Mereka menyebut bahwa seruan ekstremis ini merupakan kejahatan besar dan menunjukkan fasisme serta rasisme yang menguasai pikiran politisi Amerika.
Kecaman juga datang dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), sebuah kelompok advokasi di AS. Mereka mengecam pernyataan Fine dan menyebutnya sebagai hasutan eksplisit untuk melakukan kekerasan. Pernyataan tersebut membahayakan Muslim Amerika dan Palestina karena menyerukan genosida nuklir terhadap lebih dari dua juta warga Palestina yang setengahnya adalah anak-anak. (tempo.com, 24/05/2025)
Bukan Pembelaan, Justru Pengkhianatan
Ujian umat Islam hari ini, khususnya di Palestina, sungguh berat. Sudah dihancurkan oleh musuh, tak ada pembelaan militer secara langsung, kini mereka pun dihina dan dihasut. Kepedihan itu kian bertambah karena para pemimpin negeri-negeri Muslim bukannya membela, tetapi justru berkhianat. Ibarat pepatah, “menabur garam di atas luka”. Penabur garam itu adalah para pemimpin Muslim yang bersikap manis dan tunduk pada Israel serta para pendukungnya.
Banyak solusi ditawarkan, tetapi bukan solusi hakiki. Ironisnya, solusi-solusi semacam itu justru diaminkan oleh para pemimpin negeri-negeri Muslim. Salah satunya datang dari Presiden RI, Prabowo Subianto. Dalam pidatonya di hadapan Presiden Prancis Emmanuel Macron, ia mengatakan, “Indonesia siap mengakui Israel sebagai negara jika Palestina bebas.” Pernyataan ini merupakan bentuk dukungan RI terhadap Israel sekaligus bentuk pengkhianatan terhadap Palestina. Bahkan, ini mencederai amanah dari Undang-Undang Dasar 1945.
Menyedihkan, solusi dua negara yang ditawarkan oleh pihak Barat justru disetujui oleh Presiden RI dan para pemimpin Muslim lainnya. Ibaratnya, ada orang datang ke rumah kita, mengambil alih rumah dengan seenaknya, lalu mengusir dan membunuh kita. Setelah itu, ia meminta rumah tersebut dibagi dua. Hanya karena ia memiliki senjata dan pendukung kuat, apakah kita akan menyetujui keinginannya? Apakah benar dua negara adalah solusi yang adil?
Jelas, ini bukan solusi yang benar. Solusi tersebut justru melegitimasi penjajahan Israel dan merelakan tanah umat Islam diambil. Padahal, tanah Palestina adalah tanah kharajiyah (tanah rampasan perang) yang menjadi milik umat Islam hingga akhir zaman.
Tanah ini dahulu dijaga dan dipertahankan oleh para khalifah Islam, termasuk oleh Sultan Abdul Hamid II. Suatu hari, beliau didatangi oleh sekelompok Yahudi yang meminta sebagian tanah Palestina untuk ditempati. Mereka datang membawa sejumlah uang, tetapi tawaran itu ditolak mentah-mentah. Ucapan Sultan yang tetap dikenang hingga kini adalah, “Aku tidak akan pernah menyerahkan Palestina kepada kalian, sejengkal pun.”
Di tempat lain, musuh Islam seperti Presiden AS Donald Trump justru disambut hangat di negeri-negeri Arab. Ia bahkan datang membawa banyak hadiah. Menanggapi hal ini, Syaikh Ali al-Husain berkata bahwa Rasulullah ﷺ tidak akan pernah tidur nyenyak selagi ada seorang Muslim yang menderita. Kini, bukan hanya satu, tetapi ribuan orang tengah menderita di Gaza, Palestina. Mereka berteriak minta tolong. Di sana, wanita dan anak-anak kelaparan, wanita dinodai dan dilecehkan. Semua ini terjadi dengan minyak Arab, uang Arab, diamnya Arab, serta sambutan hangat dan tepuk tangan para penguasa Arab.
Beginilah Kondisi Umat Islam Hari Ini
Umat Islam kini terpecah belah, terhina, dan terjajah di berbagai aspek kehidupan—baik militer, ekonomi, pendidikan, maupun sosial budaya. Para pemimpinnya tunduk dan patuh kepada Barat. Akibatnya, kaum Muslim hidup dalam penderitaan, kesengsaraan, penjajahan, kemiskinan, kebodohan, dan tanpa visi yang jelas terhadap kondisi umat Islam secara keseluruhan.
Kondisi ini akan sangat berbeda bila umat Islam menjalankan Islam secara total. Sebagaimana yang telah dipraktikkan oleh Rasulullah ﷺ, para sahabat, dan para khalifah sesudahnya. Saat itu, umat Islam dihormati dan disegani oleh bangsa lain. Bahkan, mereka wajib membayar jizyah (upeti) kepada penguasa Islam sebagai imbalan atas perlindungan terhadap jiwa dan harta mereka.
Kaum Muslim tak perlu tunduk atau mengemis bantuan kepada negara-negara musuh, karena negara Islam mampu mencukupi semua kebutuhan rakyatnya. Pelaksanaan hukum Islam secara menyeluruh dan dijalankan dengan amanah oleh para pemimpin akan menghadirkan keberkahan. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-A’raf ayat 96:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
Kisah yang paling masyhur adalah tentang Khalifah Shalahuddin Al-Ayyubi. Ia adalah sosok yang disegani oleh lawan karena kehebatannya dalam memimpin perang sekaligus dalam memimpin rakyatnya. Beliau berhasil membebaskan Palestina dari cengkeraman Tentara Salib dan menghapus kehinaan yang menimpa negeri itu.
Khatimah
Kapan penghinaan terhadap Islam dan umatnya akan berakhir? Jawabannya: ketika umat memiliki pelindung, yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah. Maka, tugas kita hari ini adalah berjuang untuk mewujudkannya, dengan mencurahkan seluruh kemampuan yang kita miliki. Ikhtiar ini kelak akan menjadi hujah kita di hadapan Allah ﷻ, bahwa kita tidak tinggal diam ketika Islam dihina.
Wallahu a‘lam bish-shawab.

0 Komentar