POTRET BURAM REMAJA TANPA ISLAM


Oleh: Ummu Zaid
Penulis Lepas

Sungguh miris, 54 pelajar ditangkap polisi saat hendak tawuran di Serpong. Belum usai dengan kasus tersebut, muncul kasus lain di mana seorang pelajar membegal sopir truk di Penjaringan dan menganiaya seorang lansia. Lebih mengkhawatirkan lagi, ada kabar yang menghebohkan, seorang siswa SD kelas 4 menusuk leher pelajar MTs kelas 2 di Muratara menggunakan gunting.

Banyak remaja terjebak dalam kasus bullying, pembunuhan, pemerkosaan, dan kriminalitas. Padahal mereka adalah generasi Islam yang diharapkan menjadi penerus peradaban Islam, di pundak mereka terletak kepemimpinan masa depan. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan kondisi remaja hari ini?

Remaja sekarang jauh dari ajaran Islam, sehingga nilai-nilai keislaman mereka hanya sebatas formalitas dan tidak berpengaruh terhadap perilaku mereka. Kerusakan yang dialami remaja saat ini juga dipengaruhi oleh nilai-nilai Barat yang, tanpa disadari, diterima sebagai standar dalam perbuatan mereka, seperti pergaulan bebas, narkoba, tawuran, dan ikut geng motor.

Permasalahan remaja sangat kompleks. Jika ditarik benang merahnya, akar masalahnya adalah penerapan sistem pendidikan sekuler yang telah mencetak remaja dengan memisahkan agama dari kehidupan mereka. Akibatnya, identitas sebagai remaja Muslim tidak lagi membekas dalam perilaku mereka. Hal ini terlihat dari perilaku remaja yang mudah ikut-ikutan tren, ditambah dengan media sosial yang memberikan informasi tanpa batas yang menjadi standar dalam perkataan dan perbuatan mereka. Ini adalah bukti kegagalan sistem pendidikan kapitalisme.

Allah ï·» berfirman:

ÙˆَÙ„َÙ† تَرْضَÙ‰ٰ عَنكَ ٱلْÙŠَÙ‡ُودُ ÙˆَÙ„َا ٱلنَّصَٰرَÙ‰ٰ Ø­َتَّÙ‰ٰ تَتَّبِعَ Ù…ِÙ„َّتَÙ‡ُÙ…ْ ۗ Ù‚ُÙ„ْ Ø¥ِÙ†َّ Ù‡ُدَÙ‰ ٱللَّÙ‡ِ Ù‡ُÙˆَ ٱلْÙ‡ُدَÙ‰ٰ ۗ ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ ٱتَّبَعْتَ Ø£َÙ‡ْÙˆَآØ¡َÙ‡ُÙ… بَعْدَ ٱلَّذِÙ‰ جَآØ¡َÙƒَ Ù…ِÙ†َ ٱلْعِÙ„ْÙ…ِ Ù…َا Ù„َÙƒَ Ù…ِÙ†َ ٱللَّÙ‡ِ Ù…ِÙ† ÙˆَÙ„ِÙ‰ٍّ ÙˆَÙ„َا Ù†َصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).' Dan jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) datang kepadamu, maka tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.” (QS. Al-Baqarah: 120)

Indonesia menargetkan tahun 2045 untuk mencetak generasi emas. Namun, jika agama tidak dijadikan pedoman, hal ini akan sulit tercapai dan terwujud. Sebaliknya, yang terjadi adalah mencetak generasi cemas, rapuh, dan mudah putus asa, generasi stroberi dan generasi sandwich. Terbentuklah remaja yang moderat, alergi terhadap Islam Kaffah, hanya mengambil sebagian syariat sesuai dengan keinginannya.

Sistem pendidikan Islam, di sisi lain, menghasilkan generasi yang berkepribadian Islam, di mana akal dan perbuatan mereka selaras. Mereka akan diajarkan nilai-nilai Islam yang dapat diamalkan dengan standar akidah Islam. Khilafah, sebagai negara Islam, akan mengawasi media sosial yang dapat merusak generasi umat Islam, seperti situs judi, pornografi, tayangan film, musik, dan kartun, yang akan diblokir jika terbukti membahayakan.

Peran khilafah akan benar-benar hadir untuk merawat generasi umat Islam. Pemuda Islam akan dibimbing oleh negara dengan ketakwaan, ketaatan, memiliki tujuan hidup, dan bangga dengan identitas mereka sebagai Muslim.

Pada masa khilafah, kita dapat melihat pemuda Islam yang menguasai ilmu dunia dan akhirat yang manfaatnya dapat dirasakan sampai sekarang, seperti Al-Khwarizmi, Ibnu Sina, Al-Farabi, Jabir Ibnu Hayyan, dan masih banyak lagi.

Mari bersama memperjuangkan khilafah agar segera hadir di tengah-tengah kehidupan kita. Dengan ini, persoalan remaja dapat diselesaikan. Pemuda merupakan pendorong perubahan yang seharusnya diarahkan untuk kemajuan peradaban Islam.

Firman Allah ï·»:

ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّذِينَ آمَÙ†ُوا Ø¥ِÙ†ْ تَÙ†ْصُرُوا اللَّÙ‡َ ÙŠَÙ†ْصُرْÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠُØ«َبِّتْ Ø£َÙ‚ْدَامَÙƒُÙ…ْ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)

Posting Komentar

0 Komentar