GENERASI ISLAM, GENERASI YANG CEMERLANG


Oleh: Irohima
Penulis Lepas

Kehidupan generasi saat ini sudah semakin rusak dan memprihatinkan. Setiap hari, ada saja pemberitaan tentang mereka yang kerap bersikap dan berperilaku di luar dugaan. Kehidupan mereka yang seharusnya penuh dengan aktivitas pembelajaran dan kegiatan bermanfaat untuk masa depan, nyatanya kini justru diliputi berbagai kemaksiatan dan keburukan.

Baru-baru ini, sebuah video kekerasan viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang pelajar SMK Negeri 2 Pangkep berinisial MA tampak dihujani pukulan oleh pelaku berinisial F (16) di jalan raya depan sekolah. Mirisnya, sejumlah siswa yang menyaksikan kejadian itu bukannya menolong, melainkan justru merekamnya. Menurut Kasat Reskrim Polres Pangkep, AKP Muhammad Saleh, aksi kekerasan tersebut dipicu oleh senggolan bahu antara korban dan pelaku di dalam sekolah (beritasatu.com, 04/08/2025).

Sementara itu, sebanyak 54 pelajar diamankan polisi karena diduga akan melakukan tawuran di wilayah Serpong, Tangerang Selatan. Di sisi lain, lima pelajar di Jakarta Pusat melakukan pembegalan dan penganiayaan terhadap seorang sopir truk lansia. Lebih mengejutkan lagi, seorang siswa kelas empat sekolah dasar berinisial JN (9) menusuk pelajar kelas dua MTs RI (13) dengan gunting di bagian leher hingga mengakibatkan korban tewas. Kejadian ini berlangsung di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan. Sungguh mengerikan, tindakan generasi saat ini seakan kehilangan kendali dan sudah mengarah pada tindak kriminal.

Kasus di Pangkep, Tangerang, maupun Musi Rawas Utara makin menambah panjang daftar hitam kerusakan generasi. Sebuah fakta menyedihkan, hari ini kita menyaksikan betapa generasi berada di ambang kehancuran. Padahal di pundak merekalah kita menaruh harapan akan masa depan peradaban.

Generasi muda seharusnya menjadi bagian penting masyarakat yang membawa energi positif, kreativitas, dan inovasi. Mereka adalah agen perubahan yang berperan besar dalam membentuk masa depan bangsa. Namun, bagaimana jadinya bila generasi muda dipenuhi kerusakan? Tentu masa depan bangsa akan suram. Inilah yang terjadi dalam sistem saat ini. Sejatinya, seluruh kerusakan generasi adalah dampak dari diterapkannya sistem sekuler kapitalisme di negeri ini.

Sekuler kapitalisme yang lahir dari demokrasi adalah sistem yang meniadakan peran agama, sekaligus menjadikan materi sebagai orientasi dan tujuan akhir kehidupan. Kehidupan sekuler yang berasaskan kebebasan dalam bersikap, beropini, dan beragama membuat generasi muda tidak lagi mengindahkan nilai agama dan norma. Mereka tidak takut dosa, berbuat semaunya tanpa batasan, dan tanpa mengenal tolok ukur halal dan haram. Kapitalisme semakin melengkapi kerusakan ini. Pencapaian materi dijadikan standar kebahagiaan, sehingga segala cara ditempuh meski harus melanggar aturan Tuhan. Generasi dalam sekuler kapitalisme akhirnya terjerumus dalam berbagai kemaksiatan, seperti narkoba, tawuran, dan pembegalan. Selain itu, mereka lemah dalam mengendalikan diri menghadapi persoalan, termasuk kecemasan dan ketakutan.

Sistem pendidikan sekuler kapitalis juga berperan besar dalam pembentukan generasi. Output pendidikan sekuler, khususnya bagi yang muslim, umumnya tidak mengenal jati dirinya sebagai seorang muslim. Akibatnya, mereka tidak bisa memahami cara berpikir yang benar serta tidak mampu bertindak sesuai misi penciptaan, yakni beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT. Padahal manusia juga diciptakan sebagai khalifah (pemimpin/pengurus) di bumi, dengan tanggung jawab memakmurkan alam, menjaga keseimbangan, dan menjalani kehidupan sesuai ajaran agama.

Lingkungan sosial yang tidak suportif turut memengaruhi pembentukan generasi. Seperti kita ketahui, media saat ini begitu bebas tanpa kontrol, memuat berbagai pemikiran yang merusak generasi. Jika hal ini dibiarkan, kita tentu akan mengalami krisis generasi. Karena itu, kita sangat membutuhkan sistem yang mampu menyelesaikan persoalan secara tuntas, melindungi generasi, dan membentuk mereka menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beriman dan berkualitas. Satu-satunya solusi yang sahih adalah menerapkan sistem Islam kaffah di bawah institusi negara Khilafah, karena Khilafah bertanggung jawab atas segala urusan umat, termasuk pembentukan generasi sejati.

Islam menerapkan sistem pendidikan yang tidak hanya berfokus pada penanaman nilai akademis, tetapi juga membentuk individu dengan pemikiran dan kepribadian Islam. Dengan begitu, masyarakat akan memahami Islam dan selalu mengondisikan generasi agar hidup dalam ketaatan. Negara dalam Islam juga akan mengontrol media sebagai sarana dakwah dan edukasi semata, bukan seperti saat ini yang menjadikan media sebagai alat meraup keuntungan tanpa peduli kerusakan yang ditimbulkan.

Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa selama peradaban Islam, terutama pada era Abbasiyah, berbagai ilmu pengetahuan berkembang pesat dan melahirkan banyak ilmuwan muslim ternama yang memberi kontribusi besar bagi dunia. Hingga kini, karya mereka masih menjadi rujukan. Di antaranya Al-Khawarizmi, ahli matematika yang menulis buku pengembangan aljabar dan algoritma. Lalu Al-Farabi, filosof muslim pertama yang juga mahir dalam musik. Beliau bahkan orang pertama yang meletakkan dasar-dasar not musik. Ada pula Jabir Ibnu Hayyan dengan karyanya Al-Kimya, yang menjadi rujukan dalam pengembangan ilmu kimia.

Yang tak kalah fenomenal adalah Ibnu Sina. Ia dikenal sebagai The Father of Pharmacology sekaligus Al-Syekh al-Rais al-Thibb (Mahaguru Kedokteran). Salah satu karyanya, Al-Qanun fi al-Thibb (The Canon of Medicine), telah diterjemahkan ke dalam 15 bahasa. Ibnu Sina menjadi dokter pertama yang memperkenalkan eksperimen dan perhitungan cermat berbagai jenis penyakit. Beliau juga orang pertama yang mengenalkan teknik karantina untuk membatasi penularan virus.

Subhanallah, begitulah jika Islam diterapkan dalam kehidupan. Hanya ada kebaikan yang menyebar dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Generasi yang lahir pun menjadi generasi terbaik sepanjang peradaban. Maka dari itu, kembali kepada Islam bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Sebab hanya dengan Islam generasi akan terselamatkan, dan hanya dengan Islam pula generasi akan menjadi pengukir peradaban cemerlang nan gemilang.

Wallahu a‘lam bish-shawab

Posting Komentar

0 Komentar