
Oleh: Muhar
Jurnalis
Menyoroti hasil polling terbaru The Harris Poll dan HarrisX: 60 persen pemilih berusia 18–24 tahun di Amerika Serikat (AS) lebih mendukung Hamas daripada Israel di tengah genosida Gaza. Pengamat politik dari Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI), Hasbi Aswar, S.IP., M.A., Ph.D., menilai bahwa generasi muda AS kian kritis dan menolak propaganda penyebutan perlawanan Palestina terhadap Israel sebagai aksi terorisme.
“Pergeseran ini menunjukkan bahwa publik, terutama generasi muda, mulai menilai persoalan Palestina dengan perspektif yang lebih kritis, tidak lagi menerima begitu saja propaganda arus utama yang menyamakan perlawanan Palestina dengan terorisme,” ujarnya dalam pernyataan tertulis berjudul “Anak-Anak Muda Amerika Mendukung Hamas dan Lunturnya Hegemoni” di situs mspi.or.id, Senin (1/9/2028).
Hasbi memaparkan bahwa selama ini Barat kerap mengaitkan berbagai persoalan dengan Islam untuk menutupi akar masalah yang sesungguhnya, yakni praktik penjajahan dan intervensi di dunia Muslim. Ia menegaskan, lahirnya gerakan politik maupun perlawanan di dunia Islam tidak lain merupakan reaksi terhadap dominasi dan kerusakan yang ditimbulkan oleh Barat.
Dalam konteks Palestina, lanjut Hasbi, para pejuang justru terus-menerus dicitrakan sebagai pihak yang jahat, sedangkan Israel digambarkan seolah-olah sebagai korban sekaligus rezim yang berperikemanusiaan.
“Perang yang telah berlangsung hampir dua tahun ini membuktikan kepada publik dunia siapa yang sebenarnya layak disebut pejuang, dan siapa yang justru berperan sebagai teroris yang sesungguhnya dengan menargetkan warga sipil, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur dasar, sambil membungkus semua itu dalam klaim ‘membela diri’,” pungkasnya.
0 Komentar