KAPITALISME MELAHIRKAN GENERASI RUSAK: BANYAK PELAJAR TERJERAT NARKOBA DAN TINDAK KEKERASAN


Oleh: Ima Husnul Hotimah
Penulis Lepas

Kehidupan generasi dalam sistem kapitalisme diliputi dengan berbagai kemaksiatan, seperti narkoba, tawuran, dan pembegalan. Selain itu, generasi juga lemah dalam mengendalikan dirinya dalam menghadapi persoalan, termasuk kecemasan dan ketakutan. Seperti yang terjadi di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, pada Sabtu, 9 Agustus 2025, dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

Dijelaskan oleh AKP Serpong, Suhardono, bahwa pelajar tersebut ditemukan sedang berkumpul di dekat makam kawasan Cilenggang. Saat diperiksa, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa enam celurit, satu bom molotov, dan 25 sepeda motor. Para remaja mengaku hendak melakukan tawuran di wilayah Kedaung, namun aksi tersebut berhasil digagalkan berkat kecurigaan warga (Kompas, 09/08/2025).

Ada pula sebuah video yang berdurasi kurang lebih 19 detik yang viral di media sosial, yang menampilkan aksi kekerasan terhadap seorang pelajar berseragam Pramuka di SMK Negeri 2 Pangkep, Sulawesi Selatan. Dalam video tersebut, terdapat korban berinisial MA (16) yang tampak dihujani pukulan oleh pelaku berinisial F (16) di jalan raya depan sekolah.

Kejadian itu disaksikan oleh sejumlah siswa lain yang justru merekam kejadian dengan ponsel mereka. Aneh, tapi nyata. Akibat pemukulan tersebut, korban mengalami luka memar di pelipis dan kepala. Kasat Reskrim Polres Pangkep AKP Muhammad Saleh menyebut peristiwa itu terjadi pada Jumat, 1 Agustus 2015, dipicu senggolan bahu di dalam sekolah, yang memicu emosi (Berita Satu, 04/08/2025).


Generasi yang Rawan Tawuran

Generasi muda adalah tombak peradaban yang akan memberi kontribusi besar di masa depan. Namun, kenyataannya, di berbagai kota di negeri ini, masih sering terjadi tawuran antarpelajar. Jika kita teliti lebih dalam, tawuran dan narkoba dipicu oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

Faktor internal antara lain:
  • Krisis identitas. Remaja yang masih mencari jati diri terkadang ikut tawuran hanya untuk menunjukkan eksistensi, walaupun tidak memiliki masalah pribadi. Mereka sekadar membela teman tanpa mempertimbangkan benar atau salah.
  • Lemahnya kontrol diri. Banyak remaja sulit mengendalikan emosi, bahkan untuk hal sepele, hingga mengajak kelompok atau gengnya terlibat.
  • Pengaruh teman sebaya. Pergaulan sangat memengaruhi perilaku. Ibarat pepatah, berteman dengan penjual minyak wangi akan ikut harum, sedangkan berteman dengan pembawa bau busuk akan ikut terkena baunya. Oleh karena itu, perlu kontrol orang tua untuk mengenal lingkungan pertemanan anak.

Selain itu, ada faktor eksternal yang memicu tawuran, di antaranya: kurangnya pengawasan keluarga, pengaruh lingkungan dan media, serta tekanan teman sebaya.


Dampak Sekularisme

Tawuran yang semakin sering terjadi sebenarnya terkait dengan semakin jauhnya generasi muda dari agamanya. Akidah Islam, yang seharusnya menjadi dasar dan pelindung keimanan, kini justru menjadi hal yang dihindari oleh banyak remaja. Banyak dari mereka yang enggan mempelajari Islam, malas mengikuti kajian, dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan kegiatan yang kurang bermanfaat seperti hura-hura atau nongkrong.

Fenomena ini dipengaruhi oleh budaya Barat yang merasuk ke gaya hidup remaja, mulai dari pakaian, makanan, hingga hiburan. Inilah bentuk serangan pemikiran (ghazwul fikr) yang merusak moral mereka, sehingga tawuran menjadi hal yang dianggap biasa.


Kembali kepada Islam: Solusi Generasi Berakhlak Mulia

Sistem pendidikan sekuler-kapitalis gagal membentuk generasi yang memiliki kepribadian Islam. Pendidikan sekuler telah gagal membentuk generasi yang memahami identitas mereka sebagai Muslim, sehingga mereka tidak tahu bagaimana seharusnya berpikir dan bertindak sesuai dengan tujuan hidup yang telah ditentukan. Tidak adanya lingkungan sosial yang mendukung membuat kepribadian mereka sulit terbentuk. Ditambah lagi, media yang tidak terkontrol justru menyebarkan berbagai pemikiran yang merusak moral generasi muda.

Untuk mengatasi berbagai masalah ini, dibutuhkan sistem yang dapat memberikan solusi secara menyeluruh, yaitu penerapan sistem Islam melalui negara Khilafah. Dalam sistem ini, negara bertanggung jawab atas segala urusan umat, termasuk membentuk kepribadian mulia generasi. Pendidikan Islam tidak hanya menekankan nilai akademis, tetapi juga membentuk karakter Islami pada generasi muda. Dengan demikian, generasi muda tidak akan terjerat narkoba atau tawuran.

Posting Komentar

0 Komentar