GELOMBANG SUARA GEN Z UNTUK GAZA


Oleh: Dede Masitoh
Mahasiswi UT

Two-State Solution merupakan pilihan yang diberikan oleh PBB atas konflik Israel-Palestina. Namun, apakah hal tersebut dapat menyelesaikan konflik tersebut?

Dikutip dari BBC News, "Komisi Penyelidik PBB menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Komisi itu menyebut Tel Aviv telah memenuhi empat dari lima kriteria tindakan yang dikategorikan hukum internasional sebagai genosida." (BBC, 16/09/2025)

Keempat kriteria tersebut mencakup membunuh sejumlah anggota sebuah kelompok, menyebabkan penderitaan fisik serta mental secara serius, sengaja menciptakan kondisi yang bisa menghancurkan kelompok tersebut, dan mencegah kelahiran.


Agenda Global Sumud Flotilla

Pada pertengahan 2025, Global Sumud Flotilla diluncurkan oleh pimpinan masyarakat sipil internasional yang bertujuan untuk mendobrak blokade Israel di Jalur Gaza. Namun, sayangnya, hal tersebut tidak berjalan mulus. Beberapa aktivis dan relawan tersebut diculik oleh Israel.

Agenda tersebut melibatkan sekitar 45 kapal, yang terdiri dari politisi dan aktivis dari berbagai negara. Kapal-kapal tersebut ditahan di perairan menuju Jalur Gaza oleh Angkatan Laut Israel pada 1 Oktober 2025 dengan alasan kapal-kapal tersebut tidak boleh melewati wilayah blokade.

Bantuan kemanusiaan tersebut kembali terhalang oleh kesewenang-wenangan Israel. Namun, masih ada empat kapal yang terus berlayar: Summertime-Jong dan Shireen, keduanya merupakan kapal pendukung resmi.

Mikeno, kapal pertama yang berhasil memasuki perairan Palestina, dan Marinette juga masih berlayar,” sebut laporan Al Jazeera, Kamis, 2 Oktober 2025.

Disebut juga bahwa "Negara Palestina mengingatkan bahwa Global Sumud Flotilla adalah inisiatif damai yang dipimpin oleh warga sipil yang bertujuan untuk mematahkan blokade Israel yang tidak manusiawi dan ilegal di Jalur Gaza dan mengakhiri kebijakan kelaparan serta genosida Israel, sesuai dengan hukum internasional," kata Kementerian Luar Negeri Palestina tersebut.

"Negara Palestina menegaskan kembali bahwa Israel, yang pendudukannya atas Palestina dinyatakan ilegal oleh Mahkamah Internasional, tidak memiliki wewenang maupun kedaulatan atas perairan teritorial Palestina,” jelasnya.

Hal tersebut memicu aksi dari berbagai negara. Seperti gelombang protes pro-Palestina yang melanda sejumlah kota besar di Eropa pada Kamis (2/10/2025), setelah Israel mencegat armada kapal bantuan kemanusiaan yang hendak menuju Gaza. Puluhan ribu orang turun ke jalan untuk menyuarakan kemarahan.

Namun, sebagian aksi berubah ricuh dengan perusakan fasilitas publik dan pertokoan. Israel menuai kecaman internasional usai pasukan bersenjatanya menaiki sekitar 40 kapal yang berusaha menembus blokade laut Gaza. Lebih dari 400 aktivis asing ditangkap, termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg.

Di waktu yang sama, pemandangan tersebut terjadi di Maroko. Para Gen Z melakukan aksi protes terhadap kesewenang-wenangan Israel tersebut.

Hal tersebut patut diacungi jempol mengingat keadaan masyarakat Gaza yang berada di bawah genosida Israel. Meleknya Gen Z merupakan bentuk nyata dari busuknya realita pada masa ini.

Pencegatan yang dilakukan Israel tidak bisa lagi diselesaikan hanya dengan pembicaraan, tetapi harus dilawan dengan tindakan nyata, menggunakan kekuatan manusia. Kita tidak bisa membiarkan mereka terperangkap dalam ilusi, melainkan harus dengan tegas menyatakan bahwa Palestina harus merdeka dan menolak untuk mengakui berdirinya negeri penjajah.


Solusi 2 Negara Haram

Solusi dua negara (two-state solution) adalah "haram" karena tidak sesuai dengan syariat Islam dan tidak adil bagi Palestina, bahkan merupakan pengkhianatan. Pandangan ini didasarkan pada argumen bahwa solusi tersebut dapat melegitimasi penjajahan Israel, tidak mengakui hak-hak Palestina secara penuh, dan melanggar nilai-nilai Islam dan keadilan serta menafikan wilayah yang diakui oleh Allah.

Rasulullah ﷺ di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia.’ Kecuali (pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.”

Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa persatuan umat Islam lah yang dapat menghentikan genosida tersebut. Bukan Islam yang dibatasi oleh kekangan nasionalisme. Memerangi genosida Israel adalah wajib bagi setiap orang yang mengaku muslim. Bukan hanya sebagai manusia, tetapi sebagai satu tubuh.

Mungkin inilah saatnya untuk kita sadar, bersatu dalam satu tubuh sebagai umat Rasulullah, menjawab seruan jihad untuk bangkit dari tidur panjang yang terlelap. Saatnya kita mengarahkan hati dan langkah kita, bersama-sama melawan ketidakadilan dan penindasan yang menimpa saudara-saudara kita.

Kita harus berdiri teguh, membela hak-hak yang telah dirampas, dan mengembalikan kemuliaan yang seharusnya dimiliki oleh Palestina. Jangan biarkan kebisuan dan ketidakpedulian merajalela. Bangkitlah, karena inilah saatnya bagi kita untuk menunjukkan bahwa solidaritas umat Islam adalah kekuatan yang tak terhentikan, dan bahwa keadilan pasti akan menang.

Wallahu a'lam.

Posting Komentar

0 Komentar