MENJAGA KESEHATAN MENTAL DAN EMOSIONAL ALA ISLAM


Oleh: Iim Muslimah, S.Pd.
Pendidik Generasi

Miris sekaligus menyayat hati melihat maraknya kasus bunuh diri yang terus meningkat, terutama di kalangan pelajar. Fenomena ini mencerminkan betapa rapuhnya kesehatan mental generasi muda di tengah tekanan hidup yang kian kompleks.

Dikutip dari Kompas, dalam sepekan terakhir ditemukan dua anak meninggal diduga akibat bunuh diri di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi. Peristiwa ini menunjukkan bahwa persoalan kesehatan mental di kalangan pelajar bukan lagi hal sepele, melainkan masalah serius yang menuntut perhatian dan kepedulian pemerintah.

Bahkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat ada 25 kasus bunuh diri pada anak selama periode Januari–Oktober 2025, sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia. Angka tersebut bukan sekadar data statistik, melainkan alarm bahwa mental remaja saat ini mudah rapuh.


Faktor Penyebab Maraknya Bunuh Diri

Maraknya kasus bunuh diri di kalangan pelajar adalah fenomena serius yang disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Berikut beberapa penyebab utamanya:
  • Tekanan Akademik yang Berat: Tuntutan untuk berprestasi tinggi dari sekolah maupun orang tua kerap membuat anak merasa tertekan. Ketika mengalami kegagalan, mereka mudah merasa kecewa, minder, dan menganggap diri tidak cukup pintar. Perasaan bersalah karena dianggap mengecewakan orang tua sering berkembang menjadi beban psikologis yang berat, hingga berujung pada stres dan depresi.
  • Masalah Keluarga: Perceraian antar orang tua menjadikan anak sebagai korban, ditambah hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan anak. Hal ini membuat anak tidak memiliki tempat untuk mengungkapkan isi hatinya. Bahkan, ada yang mengungkapkan isi hatinya pada ChatGPT dan parahnya diarahkan oleh platform tersebut untuk bunuh diri.
  • Pengaruh Media Sosial: Cyberbullying atau perundungan online menjadi salah satu penyebab tingkat stres yang tinggi. Selain itu, faktor media sosial juga menimbulkan tekanan untuk terlihat “sempurna” di dunia maya.
  • Krisis Iman dan Makna Hidup: Kurangnya pemahaman tentang tujuan hidup dan nilai diri di sisi Allah membuat seseorang dengan mudah mengakhiri hidupnya. Lupa bahwa ujian hidup adalah bagian dari takdir yang harus dihadapi dengan sabar dan tawakal.


Sistem Pendidikan Islam Menjaga Kesehatan Mental Anak

Faktor penyebab rapuhnya mental seseorang yang paling utama ialah rapuhnya keimanannya, sehingga hidupnya kehilangan arah. Hal ini karena sistem pendidikan hari ini hanya berorientasi pada materi, bukan akidah. Ditambah banyak orang tua yang belum memiliki pemahaman agama yang kokoh, sehingga tidak mampu menanamkan nilai-nilai Islam secara utuh dalam keluarga. Akhirnya, ini menjadi rentetan lemahnya iman seseorang.

Berbeda dengan sistem pendidikan Islam, tujuan sistem pendidikan Islam ialah membentuk pola pikir dan pola sikap Islam, sehingga terbentuklah kepribadian Islam. Sistem pendidikan Islam membentuk anak kuat secara mental dan fisik. Hal ini bisa kita lihat dari sosok teladan sahabat Rasul sekaligus keponakan Rasul, yakni Ali bin Abi Thalib RA. Saat Nabi hendak hijrah ke Madinah dan rumah beliau dikepung musuh Quraisy, Ali dengan tenang tidur di tempat tidur Nabi, padahal nyawanya terancam, dan masih banyak kisah sahabat Rasul yang usianya masih muda namun memiliki mental yang tangguh.

Namun, harus dipahami bahwa sistem pendidikan Islam tidak akan pernah terwujud secara sempurna tanpa penerapan Islam secara kaffah. Pendidikan Islam bukan sekadar mata pelajaran agama di sekolah, melainkan bagian dari sistem kehidupan yang berlandaskan akidah. Ketika Islam diterapkan secara utuh, seluruh aspek kehidupan mulai dari pendidikan, sosial, ekonomi, hingga pemerintahan berjalan dengan satu arah, yaitu menumbuhkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah ï·». Sebaliknya, selama sistem sekuler masih menjadi dasar kehidupan, pendidikan hanya akan menghasilkan generasi cerdas secara intelektual tetapi rapuh secara spiritual.

Sebab, penerapan Islam secara kaffah membawa dampak nyata bagi kehidupan manusia. Negara menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, keluarga hidup dalam suasana harmonis, dan masyarakat berpegang pada nilai-nilai keimanan. Dalam kondisi seperti ini, ketenangan batin dan kesehatan mental akan tumbuh kuat, karena setiap aspek kehidupan diatur dengan aturan Allah ï·». Maka, sudah saatnya umat kembali pada Islam sebagai satu-satunya jalan yang mampu menuntun manusia menuju kehidupan yang penuh makna dan keberkahan.

Wallahua’lam bi’shawab.

Posting Komentar

0 Komentar