
Oleh: Ummu Zaid
Penulis Lepas
Media sosial, tanpa kita sadari, telah memberikan dampak besar terhadap penggunanya. Salah satu dampaknya adalah penurunan kemampuan berpikir kritis dan fungsi kognitif, terutama pada generasi muda, khususnya Gen Z. Fenomena ini sering disebut sebagai brain rot, atau pembusukan otak secara kognitif, yang terjadi akibat pola konsumsi konten digital yang berlebihan.
Fenomena ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena dampaknya akan sangat panjang. Gen Z cenderung menghadapi persoalan dengan pola pikir yang pragmatis, bukan mendalam, yang akhirnya membuat mereka mudah menyerah, putus asa, dan ingin segala sesuatunya serba cepat dan instan.
Namun, ada potensi besar pada Gen Z yang tidak boleh diabaikan. Salah satunya adalah kemampuannya dalam menyikapi kejadian yang terjadi di media sosial dan membuatnya mudah viral. Ini adalah kelebihan yang seharusnya diarahkan untuk kemanfaatan Islam dan perjuangan Islam, bukan sekadar menjadi objek pasar kapitalis.
Kedangkalan berpikir generasi muda dapat dilihat dari desain algoritma digital yang beroperasi di bawah sistem kapitalisme sekuler. Keduanya menciptakan habitat yang lebih memuja kecepatan daripada kebenaran, serta hiburan di atas tsaqofah Islam. Akibatnya, generasi muda hanya menjadi objek pasar, bukan subjek peradaban. Oleh karena itu, diperlukan keberanian untuk berhenti sejenak dari arus vitalitas teknologi demi merekonstruksi tsaqofah.
Islam tidak menolak teknologi, namun Islam menempatkan batasan syariat di balik teknologi tersebut. Generasi muda harus mampu mengendalikan perangkat digitalnya untuk kepentingan Islam dan umatnya, bukan justru dikendalikan oleh teknologi algoritma yang ada.
Pembinaan literasi ideologis yang sistematis sangat diperlukan, baik di keluarga, sekolah, masyarakat, maupun negara. Pembinaan ini akan efektif jika didukung oleh negara dengan seperangkat aturan dan kekuasaan yang dimilikinya.
Partai politik Islam ideologis memiliki peran penting dalam proses ini. Kebangkitan berpikir generasi muda tidak akan cukup hanya dengan semangat, tanpa adanya ide yang sahih. Partai politik Islam ideologis harus berperan aktif dalam mengajak generasi muda untuk memahami Islam kaffah, dengan menanamkan aqidah kaffah. Islam bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga mengatur ranah publik yang berkaitan dengan masyarakat dan negara.
Di tengah generasi muda, opini Islam perlu diberikan dengan jelas, terutama ketika persoalan yang ada dipisahkan dari kehidupan mereka. Dengan cara ini, generasi muda diharapkan akan lebih melek politik menurut paradigma Islam, bukan yang lain. Kebanggaan dan kecintaan terhadap Islam akan tumbuh seiring dengan perubahan dalam level berpikir mereka, bukan hanya dorongan semangat semata.
Potensi besar generasi muda harus dibangkitkan agar tidak jatuh ke dalam jeratan sistem politik kapitalisme yang semakin menjauhkan mereka dari Islam. Kebangkitan generasi ini akan semakin kuat jika mereka memahami Islam bukan hanya sekadar agama, tetapi sebagai cara hidup yang mengatur segala aspek kehidupan.
Sejarah peradaban Islam mencatat bagaimana pemuda memainkan peran besar. Kisah ashabul Kahfi, yang mempertahankan keimanannya meskipun berada dalam kondisi yang sangat sulit, dapat menjadi inspirasi. Mereka bertahan hingga akhirnya Allah ﷻ memberikan pertolongan kepada mereka.
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ
"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia memperkenankan permohonanmu (dengan berfirman), 'Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.'" (QS. Al-Anfal 9)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang dialami oleh orang-orang yang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa kemelaratan, kesengsaraan, dan digoncangkan (dengan berbagai macam cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, 'Kapankah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah 214)
Kini saatnya bagi generasi digital untuk mengemban Islam, mengamalkannya, dan memperjuangkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan semata-mata mencari keridhaan Allah ﷻ. Dengan demikian, Allah ﷻ akan memberikan pertolongan-Nya bagi kebangkitan peradaban Islam minhajin nubuwah.

0 Komentar