MENCETAK IBU DAN GENERASI MUDA MENJADI PELOPOR PERUBAHAN


Oleh: Ummu Zaid
Penulis Lepas

Pemuda saat ini adalah generasi native digital yang hidup berdampingan dengan teknologi. Kehadiran teknologi memberikan pengaruh besar terhadap mereka, baik dalam perilaku maupun perkataan. Hal ini membuat pemuda sangat rentan terpengaruh oleh media sosial yang mereka lihat setiap hari. Di sisi lain, sekularisasi yang terjadi, baik di dunia nyata maupun dunia digital, memisahkan agama dari kehidupan mereka.

Tanpa rasa malu dan tanpa takut kepada Allah ﷻ, mereka melakukan pergaulan bebas, seperti pacaran, mengumbar aurat, menghujat agama, serta mendukung ideologi liberal dan hedonisme. Di dunia digital, banyak di antara mereka yang tak malu untuk berjoget-joget, fleksing, melakukan judi online, atau terjebak dalam pinjaman online. Semua ini menyebabkan generasi muda kehilangan jati diri sebagai Muslim dan pelopor perubahan.

Di sisi lain, kondisi kaum ibu tak kalah memprihatinkan. Degradasi peran mereka sebagai ummun wa rabbatul bait dan pendidik generasi dapat dilihat dari keterlibatan mereka dalam arus feminisme, emansipasi wanita, kebanggaan berkarir di dunia kerja, child free, hingga eksistensi mereka di media sosial yang didorong oleh kapitalisme.

Serangan terhadap kaum ibu dan generasi muda ini sangat berbahaya jika tidak disadari. Apa yang terlihat manis seperti madu, bisa jadi ternyata adalah racun. Ditambah dengan digitalisasi yang berada di bawah hegemoni kapitalisme, tujuan ekonomi tak hanya menguasai mereka, tetapi juga menyebarkan ideologi batil yang menjauhkan umat dari pemikiran Islam.

Negara sekuler memandang generasi muda dan kaum ibu sebagai objek komersial, sementara agama dibatasi hanya pada ranah privat, menjauhkan mereka dari pembekalan Islam kaffah.

Akar persoalan terletak pada adopsi sekularisme dan kapitalisme sebagai paradigma bernegara. Solusi untuk menyelamatkan kaum ibu dan generasi muda di tengah penerapan sistem kapitalisme adalah dengan kehadiran jamaah dakwah Islam ideologis. Jamaah ini sangat urgen untuk membina ibu dan generasi muda agar memiliki kepribadian Islam dan siap memperjuangkan kebangkitan Islam.

Allah ﷻ berfirman:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran: 104)

Ayat ini menekankan pentingnya peran umat Islam dalam berdakwah, amar makruf nahi mungkar, dan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjalankan kebaikan. Ayat ini juga menjadi landasan bagi kewajiban jamaah Islam yang memiliki visi ideologis dan tujuan perubahan sistemik.

Sebagaimana yang diteladankan Rasulullah ﷺ, jamaah dakwah ini membina umat, termasuk ibu dan generasi muda, dengan Islam ideologis, menyiapkan mereka menjadi pelopor peradaban yang membela dan mengemban Islam kaffah. Pembinaan adalah tahapan awal metode dakwah Rasulullah di fase Mekkah, yang kemudian dilanjutkan dengan interaksi dengan umat dan berakhir pada istilamul hukmi, yaitu penyerahan kekuasaan untuk menerapkan Islam sebagai sistem kehidupan.

Dengan berpegang teguh kepada Islam kaffah serta meneladani Rasulullah ﷺ secara menyeluruh, baik dalam kehidupan individu, keluarga, maupun negara, insya Allah kebangkitan Islam akan terwujud di tengah-tengah kehidupan, dengan izin dan pertolongan Allah ﷻ.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari akhir dan yang banyak mengingat Allah." (QS Al-Ahzab: 21)

Posting Komentar

0 Komentar