
Oleh: Cici Herdiana
Muslimah Peduli Umat
Anak muda yang hidup di era digital berada dalam kondisi yang penuh peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, mereka memiliki akses luas untuk berkembang; di sisi lain, ada risiko kehilangan arah dalam membentuk jati diri.
Peluang di Era Digital
- Akses informasi tanpa batas: Anak muda bisa belajar dari pendidikan, keterampilan, sosial, hingga budaya global, yang membuka ruang untuk menjadi pelopor perubahan yang kritis dan inovatif.
- Ruang berekspresi dan berpartisipasi: Media sosial dan platform digital memberi mereka ruang untuk menyuarakan pendapat, berkarya, berwirausaha, dan mendorong perubahan sosial sejak usia muda. Anak muda dapat terhubung lintas daerah dan negara.
Tantangan yang Dihadapi
- Krisis jati diri: Standar hidup dan citra diri yang tidak realistis di media sosial bisa membuat anak muda membandingkan diri secara berlebihan, kehilangan kepercayaan diri, atau bingung dalam menentukan nilai hidupnya.
- Budaya instan: Serba cepat dapat mengikis proses refleksi diri, ketekunan, dan kedalaman berpikir, yang merupakan kunci pembentukan karakter.
- Tekanan sosial digital: Tekanan untuk “selalu tampil sempurna” atau diakui dengan menggeser orientasi dari nilai ke popularitas.
Peran Anak Muda sebagai Pelopor Perubahan
Agar menjadi pelopor dan membentuk jati diri yang kuat, anak muda perlu:
- Berpikir kritis terhadap informasi.
- Menemukan nilai personal (integritas, empati, tanggung jawab) sebagai kompas hidup.
- Menggunakan teknologi secara sadar.
- Menjaga keseimbangan antara dunia digital dan nyata.
- Berani berbeda dan otentik, tidak sekadar ikut arus.
Era digital adalah alat, bukan penentu. Anak muda yang mampu memanfaatkannya dengan bijak dapat tumbuh sebagai pribadi berkarakter kuat, berdaya saing, dan berperan nyata dalam perubahan sosial, bukan sekadar penonton.
Pelopor perubahan yang beriman, berilmu, dan berakal. Perubahan sejati menurut Islam bukan hanya mengubah dunia luar, tetapi juga memperbaiki diri dan masyarakat secara berkelanjutan.
Dengan demikian, seharusnya anak muda berperan sebagai pelopor perubahan. Bukan harus sempurna, tetapi sadar akan peran:
- Dari pengguna menjadi pencipta.
- Bukan cuma konsumsi konten, tetapi menciptakan ide, solusi, karya, dan gerakan.
- Sekecil apa pun tulisan, video edukasi, proyek komunitas adalah perubahan.
Walahualam bissawab

0 Komentar