MEWUJUDKAN GENERASI BERTAKWA DAN TANGGUH


Oleh: Ummu Zaid
Penulis Lepas

Arus deras informasi digital adalah tantangan besar bagi generasi muda, karena dunia digital tidak bisa dipisahkan dari mereka dengan segala kepentingan serta kebutuhan yang ada di dalamnya. Tentunya, ini membutuhkan perhatian khusus. Dengan banyaknya generasi yang adiktif terhadap media sosial, mereka bisa lupa bahwa hidup dan berinteraksi tidak cukup di dunia maya, tetapi perlu memperhatikan dunia nyata. Terkadang, tanpa disadari, ada dampaknya. Dengan banyaknya waktu yang dihabiskan di layar media sosial, tingkat screen time yang tinggi akan berpotensi melalaikan mereka dari peran nyata kehidupan sebagai manusia yang diperintahkan oleh Allah ﷻ sebagai khalifah fil ardh.

Tidak sampai di sini, generasi bisa terjebak dalam dunia maya dengan algoritmanya. Ada sebagian generasi yang peka terhadap sekelilingnya, mulai dari persoalan di masyarakat hingga negara, sehingga mereka melakukan koreksi terhadap kebijakan penguasa atau bagi mereka yang kritis terhadap kezaliman penguasa. Mereka akan melakukan segala cara untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Ini adalah indikasi baik, tetapi harus terarah, yaitu perubahan yang revolusioner, bukan parsial.

Generasi muda adalah pasar potensial bagi produk-produk digital, karena kapitalisme mengetahui kesukaan Gen Z melalui algoritma. Sehingga apa yang disodorkan menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. Dampaknya, seluruh konten digital menjadi tabungan informasi dan bisa mengendalikan cara berpikir mereka, termasuk arah pandangannya terhadap kehidupan. Ide-ide sekuler dan liberal yang bertengger di media sosial begitu banyak dan deras, yang pada titik ini membutuhkan benteng.

Benteng pertama adalah cara pandang sahih, yakni yang bersumber dari sang khalik, bukan yang lain. Kaum muda harus mengambil arah pandang hidup menurut ideologi yang sahih. Jangan hanya rindu perubahan, tetapi masih mengambil solusi parsial. Akibatnya, nanti mereka menjadi aktivis yang prematur dan mudah tergiur jabatan. Apalagi sampai menduplikasi aktivis-aktivis liberal. Meski mereka Muslim, mereka tetaplah bumper kapitalisme.

Dalam Islam, generasi muda memiliki potensi hidup sebagai makhluk Allah ﷻ, yang memiliki naluri, kebutuhan jasmani, dan akal. Pembajakan potensi generasi muda dengan kapitalisme harus dicegah dengan Islam Kaffah melalui pembinaan partai politik ideologis guna mengaktivasi potensi hanya untuk perjuangan Islam Kaffah.

Dengan potensi tersebut, mereka membutuhkan lingkungan kondusif yang kental dengan suasana keimanan serta kolaborasi komprehensif dan sistematis, ditambah sinergi semua elemen: keluarga, masyarakat, partai politik ideologis, dan negara yang akan menguatkan serta melejitkan potensi mereka untuk diaktivasi ke perjuangan Islam Kaffah.

Maka, partai politik Islam ideologis sebagai tulang punggung pembinaan seluruh komponen umat, termasuk generasi muda, sangat penting. Partai politik ideologis berperan dalam rangka muhasabah terhadap penguasa, memberi ruang bagi suara kritis kaum muda, serta mencerdaskan dan meningkatkan taraf berpikir umat.

Generasi bertakwa dan tangguh bisa didapatkan dengan menerapkan Islam dalam kehidupan. Tentunya, ini akan terjadi dengan kesadaran dari semua elemen bahwa Islam adalah jalan hidup serta petunjuk bagi manusia.

Allah ﷻ berfirman:

نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka." (QS. Al Kahfi 16)

وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَن نَّدْعُوَ مِن دُونِهِ إِلَٰهًا ۖ لَّقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا
"Dan Kami kuatkan hati mereka ketika mereka berdiri, lalu mereka berkata: 'Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak akan menyembah Tuhan selain Dia. Jika kami mengucapkan sesuatu yang tidak benar, sungguh kami telah berbuat kesalahan yang besar.'" (QS. Al Kahfi 17)

Posting Komentar

0 Komentar