
Oleh: Lilik Yani
Suasana Dzulhijjah tak sekhusyuk dulu lagi
Negeriku tak bisa mengirimkan rombongan haji
Tak banyak berita haji di televisi
Dzulhijjah serasa hari biasa lagi
Gerimis hatiku menunda ibadah haji
Tahun demi tahun menunggu tak jadi-jadi
Ibadah haji ditunda dan ditunda lagi
Uang receh sejak dulu dikumpulkan setiap hari
Berharap bisa berangkat haji
Menjalankan ibadah di tanah suci
Seolah tak ada nilainya lagi
Ahh, adakah karena pandemi?
Atau kebijakan pemimpin negeri?
Tak takutkah jika dihisab nanti?
Jutaan umat yang seharusnya bisa ibadah haji tahun ini
Menuntut tanpa kendali
Tak ada benteng perlindungan nanti
Segala penjuru dihadang jutaan umat yang ibadahnya terhalangi
Umat yang menyisihkan keping rupiah demi ibadah suci
Jangan salahkan pandemi
Di tanah suci tetap jalankan ibadah haji
Meski dibatasi
Ibadah haji tetap berjalan kini
Di negeriku gerimis hati
Membayangkan menapak tanah suci
Mengikuti napak tilas keluarga nabi
Namun tertunda lagi
Berkaca netra memandang berita televisi
Hanya hamba istimewa dapat panggilan suci
Mereka yang tinggal di sekitar tanah suci
Hamba istimewa pilihan Allah Rabbul Izzati
Gerimis hatiku kini
Masih adakah kesempatan lagi
Sementara detik hidup terus berjalan tak mau menanti
Sejenak menunggu hingga datang panggilan haji
Ya, panggilan haji tertunda lagi
Entah sampai kapan nanti
Hanya bayangan dalam hati
Aku bertawaf mengelilingi rumah suci
Berwukuf di padang Arafah gambaran pertemuan suci
Seluruh umat jadi satu saat hari hisab nanti
Menunggu panggilan Allah tanpa ada perlindungan lagi
Hanya amal shalih dan syafaat Rasul sebagai benteng diri
Ya Rabb, ampuni hambaMu ini
Hanya bisa berencana untuk tunaikan haji
Namun masih harus ditunda, dan ditunda lagi
Kebijakan negeriku mengatasnamakan pandemi
Surabaya, 17 Juli 2021
0 Komentar