MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN HAKIKI INDONESIA


Oleh: Zakariya al-Bantany

Betulkah Indonesia Sudah Merdeka?!

Tidak terasa kita saat ini sudah memasuki bulan Agustus di tahun 2021. Ini artinya rakyat negeri Nusantara ini tengah bergembira ria dari Sabang hingga Merauke memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia atau Dirgahayu Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia yang ke-76 tahun pada tanggal 17 Agustus 2021 ini. Yang biasanya memang rutin dan menjadi tradisi tahunan terus-menerus dilaksanakan setiap tanggal 17 Agustus pada setiap tahunnya.

Tidak terasa nian usia kemerdekaan Indonesia negeri tercinta kita ini sudah semakin tua memasuki 76 tahun lamanya pasca diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno Presiden RI yang pertama. Kemudian seiring waktu terus berjalan banyaknya romantisme hiruk pikuknya dan onak duri serta suka cita perjalanan sejarah yang terjadi di negeri ini saat era perjuangan mewujudkan kemerdekaan Indonesia hingga pasca diproklamasikan kemerdekaannya tersebut hingga terjadinya pula silih bergantinya rezim yang berkuasa di negeri ini mulai dari rezim Orde Lama, Orde Baru hingga Orde Reformasi dan Orde Neo-Reformasi yang sangat liberal dan hedonis saat ini.

Di bulan Agustus ini selain menjadi napak tilas perjuangan kemerdekaan para Pahlawan Kemerdekaan bagi seluruh rakyat dan penduduk negeri ini. Juga di bulan Agustus ini pun meskipun Indonesia masih terjebak pandemi Covid 19 (Coronavirus) yang makin tidak menentu dan makin banyak rakyat yang menjadi korban pandemi Covid 19 tersebut, namun begitu cukup semaraknya perayaaan hari kemerdekaan Indonesia dari awal bulan Agustus hingga tanggal 17 Agustus, bahkan terkadang semarak Dirgahayu HUT Indonesia itu pun selesai sampai akhir bulan Agustus nanti. Meskipun, tidak terlalu sangat semarak seperti tahun-tahun sebelumnya, karena kondisi pandemi Covid 19 yang memang masih melanda seantero penjuru negeri Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Sebagai bentuk perayaan kemerdekaan Indonesia, rakyat Indonesia pun dari Sabang hingga Merauke biasanya setiap tahunnya dengan semarak dan sangat antusias berlomba-lomba turut serta memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia dengan berbagai macam perlombaan seperti lomba makan kerupuk, lompat karung, panjat pinang, tarik tambang, dan juga berbagai macam turnamen, tirakatan, dan lain sebagainya. Serta begitu meriahnya pengibaran bendera merah putih di sepanjang jalan dan di rumah-rumah serta di gedung-gedung perkantoran, dan juga berbagai upacara bendera pun dilakukan baik di istana negara dan di berbagai perkantoran serta di sekolah.

Bahkan berbagai macam semarak parade kemerdekaanpun tidak ketinggalan hingga pula pemasangan berbagai macam lampu hias warna-warni di setiap sudut dan pinggiran jalan raya dan jalan kampung warga, kemudian pula nonton bareng film napak tilas sejarah perjuangan kemerdekaan para Pahlawan kemerdekaan terdahulu, dan lain-lain.

Pertanyaannya, Betulkah Indonesia sudah merdeka?!

Jika betul Indonesia sudah merdeka, lantas mengapa:
  1. Rakyatnya masih banyak yang miskin. [1]
  2. 80% lebih SDA dan mineralnya banyak dikuasai asing dan aseng. [2]
  3. 2/3 wilayahnya pun dikuasai asing dan aseng, bertonton gunung emasnya di Papua dikuasai Freeport hingga puluhan tahun lamanya, dan aset-aset penting negara juga banyak dijual ke asing dan aseng. [3]
  4. Utang ribawi Luar Negeri (LN) negara pun tembus menggunung tinggi mencapai lebih dari 6000 triliyun. [4]
  5. Pemerintah negeri ini pun justru memberikan izin pendirian gedung baru Kedubes AS di Jakarta, padahal gedung baru Kedubes AS tersebut hanya menjadi markas militer dan markas intelijen AS untuk mengokohkan hegemoni penjajahan kapitalisme global AS di Indonesia. [5]
  6. Dan lain-lain?!
Mengapa pula rakyat Indonesia tidak antusias dan tidak semarak tergerak hatinya untuk berlomba-lomba merebut kembali 80% lebih SDA dan mineralnya, 2/3 wilayahnya dan ratusan aset-aset penting negara yang dikuasai asing dan aseng tersebut serta merebut kembali bertonton gunung emas Papua yang dikuasai Freeport tersebut, sekaligus merebut kembali tanah negara yang dikuasai oleh Kedubes AS yang telah mendirikan gedung baru kedubesnya tersebut, sebagaimana sangat antusias dan sangat semaraknya serta sangat bersemangatnya rakyat Indonesia dalam berlomba-lomba memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia tersebut?!

Ini bukti Indonesia belum merdeka secara hakiki. Indonesia hanya baru merdeka secara fisik dari belenggu penjajahan para penjajah baik VOC, Belanda, Portugis, Jepang dan lain-lain yang telah menjajah Indonesia baik yang hanya sampai 3 tahun lebih maupun hingga puluhan tahun lamanya hingga pula sampai ratusan tahun lebih lamanya. Namun, kini justru Indonesia terperangkap dalam belenggu penjajahan dan kolonialisme gaya baru yaitu penjajahan VOC gaya baru asing dan aseng.

VOC Gaya Baru Asing Dan Aseng

Dahulu kala di zaman old atau zaman tempo dulu dalam peradaban kolonialisme imperialisme gaya lama, VOC Belanda dahulu masuk ke bumi Nusantara Indonesia modusnya adalah dagang atau ekonomi. Namun, setelah VOC Belanda menguasai dan mencengkram kuat ekonomi Indonesia sepenuhnya maka, VOC Belanda pun menampakkan wajah asli politiknya yang sangat jahat nan culas dengan menjajah dan mengkolonialisasi Indonesia selama lebih dari 300 tahun lamanya.

Begitupula sekarang di zaman now dalam peradaban kapitalisme global saat ini, VOC gaya baru dalam wujud Multi National Coorporations (MNC) atau perusahaan-perusahaan multi nasional baik asing maupun aseng dengan modus yang sama yaitu dagang atau ekonomi.

Yaitu melalui jeratan globalisasi, investasi, kontrak kerja bilateral dan multilateral, utang luar negeri dan TKA (Tenaga Kerja Asing) yang dilancarkan perusahaan multi nasional dari negara kapitalis asing dan aseng tersebut kepada Indonesia hanya akan makin mengokohkan cengkraman VOC gaya baru asing dan aseng tersebut terhadap ekonomi dan politik Indonesia. Seperti yang telah diungkapkan oleh mantan presiden RI yang ketiga yakni BJ Habibie dalam pidatonya pada peringatan hari kelahiran Pancasila, 1 Juni 2011 di Gedung MPR. [6] Sebagaimana pula ditegaskan oleh Djoko Santoso Anggota Pembina Partai Gerindra sekaligus Ketua BPN Capres-Cawapres 02. [7]

Dan kini terbukti semakin nampak kian wajah asli politik jahat VOC gaya baru asing dan aseng tersebut kian dalam menguasai, mencengkram dan menjajah Indonesia secara sistemik selama puluhan tahun lebih lamanya.

Salah satu buktinya, lihatlah bagaimana Freeport perusahaan tambang AS mampu dengan sangat leluasanya menguasai bertonton tambang gunung emas di Papua selama lebih dari 30 tahun. Dan kini pun Freeport sukses pula mempercundangi NKRI dengan diperpanjangnya kontrak kerja Freeport oleh pemerintah RI hingga tahun 2040. [8]

Dan lihatlah pula lebih dari 86% Sumberdaya alam dan migas Indonesia dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multi nasional asing dan aseng tersebut seperti Chevron, Exxon Mobile, Chell, Conoco Phillip, Total Oil, Newmont, perusahaan Cina, dan lain-lain. [9]

Juga 2/3 wilayah Indonesia hanya dikuasai oleh segelintir orang yang memiliki modal raksasa yaitu para taipan atau konglongmerat aseng. [10]

Parahnya, Indonesia pun dibanjiri bertonton narkoba dari negara asing dan aseng tersebut hingga narkoba pun kian mengggurita menjadi gurita raksasa dan lingkaran setan di negeri ini hingga mengancam eksistensi kelanjutan regenerasi generasi anak bangsa dan masa depan negeri ini. [11]

Indonesia pun diserbu oleh jutaan tenaga kerja asing dan aseng baik legal maupun ilegal via kerjasama totalitas pemerintah RI dengan Cina dan negara-negara ASEAN lewat CAFTA dan MEA yang notabene adalah bentuk liberalisasi ekonomi Indonesia, di tengah masih banyaknya jutaan lebih rakyat Indonesia yang masih hidup miskin dan pengangguran. [12]

Bahkan, parahnya pula kini justru pemerintah pun menggelar karpet merah kepada ratusan lebih hingga ribuan lebih WNA Cina masuk dengan bebasnya ke dalam wilayah Indonesia di tengah mewabahnya pandemi Coronavirus (Covid 19) yang berawal dari epicentrumnya di Wuhan RRC hingga menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dan WNA Cina tersebut itu pun ditenggarai hanya menjadi biang penyebaran Coronavirus tersebut di Indonesia, hingga akhirnya pandemi Coronavirus tersebut itu pun menyebar dan mewabah ke seluruh penjuru wilayah Indonesia. Hingga akhirnya hanya melumpuhkan kesehatan, ekonomi dan kehidupan rakyat dan negara saja. Bahkan sangat parahnya, kini Indonesia pun makin terjebak dalam kubangan pandemi Covid 19 tersebut, hingga tembus dari 2 juta hingga menjadi 3 juta kasus Covid 19 tersebut dan ribuan lebih rakyat banyak yang meninggal dunia karena pandemi Covid 19 tersebut, sehingga Indonesia termasuk salah-satu negara yang mengalami lonjakan kasus harian tertinggi Covid 19 tersebut. [13]

Indonesia pun kian terjerat utang luar negeri hingga tembus lebih dari 5000 triliyun. Bahkan, saat ini di tahun 2021 utang luar negeri Indonesia sudah makin menggunung tinggi tembus menjadi 6000 triliyun lebih, melalui jeratan utang yang dilancarkan oleh lembaga-lembaga rentenir raksasa seperti IMF, Bank Dunia dan Bank China. [14]

Diperparah pula dengan telah ditekennya 28 proyek OBOR (One Belt One Road) Cina yang diteken oleh pemerintah RI, yang justru ini hanyalah bunuh diri politik ekonomi dan kedaulatan NKRI sehingga hanya akan kian membakar secara sistematis dan totalitas wilayah dan kedaulatan NKRI. Hingga justru makin mengokohkan dan melanggengkan cengkraman gurita penjajahan kapitalisme global aseng di negeri ini hingga akan membuat Indonesia menjadi Indocina seperti Singapura atau yang paling tragis seperti Uighur Turkistan Timur. [15]

Dan juga cengkraman gurita penjajahan kapitalisme global asing dan aseng tersebut hanya melahirkan rezim boneka dan oligarkhi trias politik demokrasi yang sangat culas dan korup. Sehingga korupsipun makin menggurita secara sistemik dari hulu hingga hilir hingga korupsi kini menjelma menjadi monster gurita raksasa dan menjelma menjadi kearifan lokal serta lingkaran setan di negeri ini.

Lihatlah, kian banyaknya bermunculan kasus megakorupsi seperti: Bansos Covid 19, Benur KKP, Jiwasraya, Asabri, Bumiputera, Harun Masiku, KPU, E-KTP, Honggo, Century, Meikarta, Reklamasi, BLBI, Sumber Waras, Hambalang, Pengadaan Trans Jakarta, dan lain-lain. [16]

Inilah ancaman dan bahaya nyata yang sesungguhnya bagi Indonesia yaitu neo-imperialisme dan neo-kolonialisme yang berwujud VOC gaya baru tersebut dengan kapitalisme global asing dan aseng, bukan oleh Syariah dan Khilafah serta bukan pula oleh HTI.

Namun, Syariah dan Khilafah yang ditawarkan oleh HTI sesungguhnya adalah solusi real dan tuntas dari Islam untuk menyelamatkan Indonesia dari belenggu penjajahan VOC gaya baru kapitalisme global asing dan aseng tersebut. Sekaligus Syariah dan Khilafah tersebut adalah solusi real dan tuntas atas segala problematika yang sedang mendera rakyat dan negeri Indonesia ini.

Syariah dan Khilafah tersebut yang ditawarkan oleh HTI adalah solusi real dan tuntas mengenyahkan neo-imperialisme dan neo-kolonialisme kapitalisme global asing dan aseng tersebut dari bumi Nusantara Indonesia ini. Karena itu, selamatkan Indonesia hanya dengan Syariah dan Khilafah untuk Indonesia yang merdeka secara hakiki untuk Indonesia yang lebih baik nan penuh berkah. Mau?!

Wujud Kemerdekaan Hakiki

Mewujudkan penghambaan hanya kepada Allah SWT, itulah misi utama Islam. Itu pula arti kemerdekaan hakiki. Dalam pandangan Islam, kemerdekaan hakiki terwujud saat manusia terbebas dari segala bentuk penghambaan dan perbudakan oleh sesama manusia. Dengan kata lain Islam menghendaki agar manusia benar-benar merdeka dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi, penindasan, kedzhaliman, perbudakan dan penghambaan oleh manusia lainnya.

Terkait misi kemerdekaan Islam ini, Rasulullah Saw pernah menulis surat kepada penduduk Najran. Di antara isinya berbunyi:

«... أَمّا بَعْدُ فَإِنّي أَدْعُوكُمْ إلَى عِبَادَةِ اللّهِ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ وَأَدْعُوكُمْ إلَى وِلاَيَةِ اللّهِ مِنْ وِلاَيَةِ الْعِبَادِ ...»
...Amma badu. Aku menyeru kalian untuk menghambakan diri kepada Allah dan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba (manusia). Aku pun menyeru kalian agar berada dalam kekuasaan Allah dan membebaskan diri dari penguasaan oleh sesama hamba (manusia)...” [17]

Misi Islam mewujudkan kemerdekaan hakiki untuk seluruh umat manusia hal itu terungkap kuat dalam dialog Jenderal Rustum (Persia) dengan Mughirah bin Syubah yang diutus oleh Panglima Saad bin Abi Waqash ra. Pernyataan misi itu diulang lagi dalam dialog Jenderal Rustum dengan Rabi bin Amir (utusan Panglima Saad bin Abi Waqash ra). Ia diutus setelah Mughirah bin Syubah pada Perang Qadisiyah untuk membebaskan Persia. Jenderal Rustum bertanya kepada Rabi bin Amir, “Apa yang kalian bawa?” Rabi bin Amir menjawab, “Allah telah mengutus kami. Demi Allah, Allah telah mendatangkan kami agar kami mengeluarkan siapa saja yang mau dari penghambaan kepada sesama hamba (manusia) menuju penghambaan hanya kepada Allah; dari kesempitan dunia menuju kelapangannya; dan dari kedzhaliman agama-agama (selain Islam) menuju keadilan Islam…” [18]

Jadi, bila penghambaan ditujukan selain kepada Allah SWT atau saat manusia terbelenggu dari segala bentuk penghambaan dan perbudakan oleh sesama manusia lalu manusia benar-benar terbelenggu dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi, penindasan, kedzhaliman, perbudakan juga penghambaan oleh manusia lainnya serta terbelenggu oleh akidah kufur ataupun ideologi kufur dan sistem kufur maupun segala bentuk peraturan-peraturan kufur buatan manusia. Maka itu artinya semua itu adalah kemerdekaan semu bukan kemerdekaan hakiki atau masih terjajah secara hakiki dan sistemik.

Karena itulah, Allah SWT memerintahkan kita semua untuk menerapkan Syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Penerapan hukum Syariah Islam itu menjadi bukti kebenaran dan kesempurnaan klaim keimanan dan penghambaan kita kepada Allah SWT.

Allah SWT pun berfirman:

إِيَّاكَ نَعبُدُ وَ إيَّاكَ نَستَعِينُ.
Hanya kepada-Mu (ya Allah) kami menyembah dan hanya kepada-Mu pula (ya Allah) kami memohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)

فَلَا وَ رَبِّكَ لَا يُؤمِنُونَ حَتَّي يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَينَهُم ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي اَنفُسِهِم حَرَجًا مِّمَّا قَضَيتَ وَ يُسَلِّمُوا تَسلِيمًا.
Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisaa’: 65)

Oleh karena itulah, wujud hakiki kemerdekaan adalah penghambaan hanya kepada Allah SWT dengan menerapkan Islam secara kaffah (totalitas) dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam kehidupan bernegara. Sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah SWT di dalam QS. Al-Baqarah: 208:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)

Sedangkan, Islam tidak mungkin bisa diterapkan secara kaffah dalam segala aspek kehidupan tanpa institusi politik Islam yang bernama Khilafah Islam, tanpa Khilafah Islam sang pelaksana dan penerap Islam secara kaffah (totalitas) tidak akan terlaksana dan tidak akan tampak wujud kemerdekaan hakiki tersebut.

Maka, disinilah pentingnya Khilafah Islam sebagai solusi real dan tuntas dari Islam untuk mewujudkan kemerdekaan hakiki sekaligus menampakkan secara real wujud hakiki kemerdekaan tersebut dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan khususnya dalam kehidupan bernegara sehingga akan terwujud pula keadilan dan kesejahteraan serta rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta.

Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya sendiri.” (QS. Al-A’raf: 96)

Oleh karena itulah, Indonesia akan benar-benar merdeka secara hakiki hanya dengan hijrah secara kaffah dengan solusi Islam. Yaitu, hanya dengan Syariah dan Khilafah untuk Indonesia yang merdeka secara hakiki dan untuk Indonesia yang lebih baik, penuh keadilan dan kesejahteraan yang bergelimpang penuh rahmah dan penuh berkah dari Allah SWT Sang Penguasa dan Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan sekaligus Sang Pemilik bumi dan Pemilik Indonesia yang sesungguhnya. Jadi, hanya dengan solusi Islam: Syariah dan Khilafah saja yang bisa mewujudkan kemerdekaan hakiki bagi Indonesia. Karena itu, selamatkan Indonesia hanya dengan Syariah dan Khilafah.
Wallahu a’lam bish shawab. []


Catatan Kaki:
  1. https://www.google.com/.../m.republika.../amp/puplu3415...; https://m.liputan6.com/.../ini-data-kemiskinan-di-ri....
  2. https://mediaumat.news/buletin-kaffah-islam-mengatur.../; https://www.kompasiana.com/.../waspada-asing-mencengkeram....
  3. Http://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pb71t4328#ampshare=https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/07/01/pb71t4328-negara-ini-tanahnya-dikuasai-konglomerat-itu-benar; https://m.cnnindonesia.com/.../komnas-ham-minta-negara...; https://www.google.com/.../prabowo-80-tanah-indonesia.... https://ekbis.sindonews.com/.../pemerintah-perpanjang...; https://mediaumat.news/media-umat-edisi-223-freeport.../; https://mediaumat.news/.../jokowi-minta-800-anak-usaha...; https://mediaumat.news/media-umat-edisi-209-rezim.../; https://www.academia.edu/.../Mengkhawatirkan_BUMN_di...; https://m.kaskus.co.id/.../bumn-dijual-diam-diam-era-jokowi/.
  4. https://money.kompas.com/.../februari-2020-utang...; https://m.liputan6.com/bisnis/read/4012823/u; https://m.liputan6.com/bisnis/read/4012823/utang-luar-negeri-indonesia-rp-5379-triliun-pada-akhir-mei-2019?related=dable&utm_expid=.t4QZMPzJSFeAiwlBIOcwCw.1&utm_referrer=android-app%3A%2F%2Fcom.google.android.googlequicksearchboxtang-luar-negeri-indonesia-rp-5379-triliun-pada-akhir-mei-2019?related=dable&utm_expid=.t4QZMPzJSFeAiwlBIOcwCw.1&utm_referrer=android-app%3A%2F%2Fcom.google.android.googlequicksearchbox.
  5. https://www.google.com/.../diresmikan-hari-ini-gedung...; https://nasional.kompas.com/.../hti.minta.jokowi.tak....
  6. https://www.kompasiana.com/.../5500d5efa333.../voc-gaya-baru; https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/m8j5wj...; https://m.republika.co.id/.../p0o0a3384-habibie-indonesia....
  7. https://www.msn.com/.../djoko-santoso.../ar-BBMTyeJ; https://m.cnnindonesia.com/.../djoko-santoso-ibaratkan....
  8. https://ekbis.sindonews.com/.../pemerintah-perpanjang...; https://mediaumat.news/media-umat-edisi-223-freeport.../; https://mediaumat.news/media-umat-edisi-235-kedustaan.../.
  9. https://mediaumat.news/buletin-kaffah-islam-mengatur.../; https://www.kompasiana.com/.../waspada-asing-mencengkeram....
  10. Http://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pb71t4328#ampshare=https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/07/01/pb71t4328-negara-ini-tanahnya-dikuasai-konglomerat-itu-benar; https://m.cnnindonesia.com/.../komnas-ham-minta-negara...; https://www.google.com/.../prabowo-80-tanah-indonesia....
  11. https://opinikuat.blogspot.com/.../gurita-raksasa-narkoba....
  12. https://www.kompasiana.com/.../aftamea...; https://www.google.com/.../seberapa-pentingkah-mea-itu...; https://www.google.com/.../3-fakta-di-balik-kerjasama...; https://www.google.com/.../mahatir-jokowi-dan-jebakan...; https://mediaumat.news/media-umat-edisi-158-bahaya.../.
  13. https://regional.kompas.com/.../saat-500-tka-asal-china...; https://m.cnnindonesia.com/.../ombudsman-minta-jokowi...; https://www.google.com/.../indonesia/indonesia-51499652.amp; https://www.google.com/.../10843-kasus-positif-ini-10...; https://m.detik.com/.../begini-virus-corona-lumpuhkan...; https://www.cnbcindonesia.com/.../60-industri-lumpuh...; https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19; https://bnpb.go.id/.../presiden-tetapkan-covid19-sebagai...; https://www.cnbcindonesia.com/.../total-tembus-2-juta...; https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/.../10-negara...; https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/.../update....
  14. https://m.liputan6.com/.../utang-luar-negeri-indonesia-rp...; https://m-liputan6-com.cdn.ampproject.org/.../awas-utang....
  15. https://www.google.com/.../proyek-one-belt-one-road-cina...; https://mediaumat.news/tolak-proyek-obor-cina/.
  16. https://www.google.com/.../korupsi-menggurita-kpk...; https://www.google.com/.../selain-jiwasraya-berikut-kasus...; https://style.tribunnews.com/.../7-skandal-korupsi-di...; https://m.akurat.co/id-49242-read-ini-daftar-mega-korupsi...; https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/.../kpk...; https://www-bbc-com.cdn.ampproject.org/.../indonesia...; https://nasional-tempo-co.cdn.ampproject.org/.../jadi....
  17. Al-Hafizh Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah, v/553.
  18. Ath-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, II/401; Buletin Kaffah No. 051-28 Dzulqa’dah 1439 H-10 Agustus 2018 M.

Posting Komentar

0 Komentar