APAKAH UMKM SOLUSI MENYELURUH ATAU SEMENTARA BAGI RAKYAT?


Oleh: Shalsha Baharrizqi
Muslimah Peduli Umat

Penyelenggaraan Hari UMKM Nasional yang diperingati pada tanggal 10 sampai 13 Agustus 2023, diselenggarakan di Lapangan Pamedan Mangkunegaran, Surakarta, selaku tuan rumah acara.

Sebanyak 2.000 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari seluruh Indonesia turut berpartisipasi dalam peringatan Hari UMKM tersebut.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim menyebutkan bahwa "Pelaku UMKM di Indonesia saat ini memiliki produk yang berkualitas dan punya daya saing. Sehingga UMKM bisa diandalkan untuk menunjang ekonomi ke depan. Goals di Hari UMKM ini, ingin menumbuhkan dan menunjang perekonomian berbasis teknologi fokus pada pemanfaatan teknologi digital. Dan pelaku UMKM di Indonesia saat ini ada 99,9 persen atau sudah ada 64,2 juta pelaku UMKM, juga menyumbang 97 persen dari total tenaga kerja yang ada di Indonesia."

Namun, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui ketidakberpihakan pemerintah kepada usaha mikro kecil dan menengah UMKM, "Saya pernah menjadi pelaku UMKM, pernah menjual ikan di pasar, menjual bawang, saya pernah punya omzet Rp60 juta. Saya tahu betul sakitnya UMKM, pinjam uang di bank diputar-putar, izin mau dibuat dimintakan uang, pinjam uang di bank dimintakan aset, betul kan? Saya tahu sakit bapak ibu semua," ujar Bahlil dalam acara Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku UKM Perseorangan di Pekanbaru, Riau, Kamis (10/8).

Menurutnya, sampai saat ini pemerintah belum sepenuhnya membela UMKM. Hal ini tercermin dari banyaknya menteri di Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo (Jokowi), hanya ia yang berbicara tentang UMKM karena pernah menjadi bagian dari UMKM.

Bahlil menilai UMKM adalah tameng pelindung Indonesia dari krisis ekonomi, pelaku UMKM lebih berjasa ketimbang pengusaha kelas kakap. Bahlil bahkan menyindir pihak yang vokal membela UMKM, padahal bukan datang dari kelompok miskin. Ia menyebut orang kaya yang tak pernah miskin tidak pantas bicara soal kesejahteraan UMKM.

Dibalik UMKM yang diklaim sebagai penyangga bagi ekonomi rakyat dengan menyediakan tenaga kerja, namun keberadaan UMKM ini telah menjadi salah satu cara dalam memperpanjang rantai produksi yang lebih menguntungan pengusaha. Karena ekonomi saat ini yang lebih berfokus pada keuntungan pemilik modal, dan tidak menciptakan pertumbuhan ekonomi secara merata.

Tentu negara belum memberikan solusi menyeluruh dalam mensejahterakan rakyatnya. Karena sistem yang diadopsi oleh negara saat ini, tidak mampu memberikan solusi dalam memperbaiki kondisi ekonomi rakyat.

UMKM yang merupakan unit usaha yang sudah melekat pada kalangan masyarakat menengah ke bawah ini, menggunakan strategi penjualan dengan menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat, dengan memanfaatkan media sosial untuk menarik pelanggan.

Kondisi seperti ini tentu didukung dengan gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif, bahwa masyarakat akan berbondong-bondong membeli ketika barang yang di jual tersebut telah viral dan banyak diminati masyarakat. Terbukanya sektor yang diminati dari penjualan makanan, pakaian, dan lainnya, telah membuat masyarakat menjadi gemar untuk berbelanja. Hingga pemerintahpun menetapkan ini sebagai ide agar ekonomi mampu bergerak dan peningkatan konsumi masyarakat meningkat.

Tentu ini bukanlah solusi, karena faktanya saat ini mayoritas uang hanya beredar pada lantai bursa saham dan valuta tanpa dirasakan secara nyata oleh masyarakat yang tidak mendapatkan keuntungan. UMKM adalah solusi sementara dari masalah ekonomi yang tidak bisa selamanya bersandar pada sektor ini. Sebesar apa pun peran UMKM, tetap bukan merupakan sektor strategis.

Peredaran uang di tengah masyarakat memang merupakan syarat mendasar agar distribusi kekayaan terjadi. Islam tentu menjaga dan menjaminnya, serta melarang menimbun uang untuk aktivitas ribawi.

Dalam Islam, harta milik umum akan dikelola secara syar’i. Terdapat kewajiban zakat, pemberian modal dan sarana prasarana, hingga dorongan hibah dan hadiah dari negara untuk individu yang membutuhkan. Semua itu akan membuat harta beredar di tengah umat secara riil. Karena penyelesaiannya harus secara sistemik dan bukan penyelesaian yang hanya memberikan solusi untuk bertahan dan mengandalkan saja.

Adapun 4 alasan mengapa Islam merupakan solusi handal dalam mengahadapi ekonomi:

Pertama, tidak boleh adanya riba dalam Islam. Karena dalam riba memungkinkan adanya penumpukan uang pada lembaga-lembaga keuangan yang ada di bank dan pasar saham.

Kedua, tidak adanya pasar modal dan transaksi saham, karena dapat menjadikan penumpukan uang hanya berputar-putar di pasar saham.

Ketiga, uang berstandar emas dan perak, tidak boleh mata uang distandarisasi dengan kertas maupun dollar.

Keempat, tidak boleh ada liberalisasi Sumber Daya Alam (SDA).

Karena bagi masyarakat yang mampu berpikir secara mendalam dan cemerlang, tentu akan mencari solusi alternatif yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ekonomi, sistem alternatif yang terbaik bukanlah yang berasal dari manusia, tetapi sistem tersebut berasal dari Sang Pencipta yang memiliki kewenangan untuk membuat hukum. Sebagiman firman Allah ﷻ dalam Al-Qur'an surat Al-An’am Ayat 57:

قُلۡ اِنِّىۡ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنۡ رَّبِّىۡ وَكَذَّبۡتُمۡ بِهٖ‌ؕ مَا عِنۡدِىۡ مَا تَسۡتَعۡجِلُوۡنَ بِهٖؕ اِنِ الۡحُكۡمُ اِلَّا لِلّٰهِ‌ؕ يَقُصُّ الۡحَـقَّ‌ وَهُوَ خَيۡرُ الۡفٰصِلِيۡنَ‏
Katakanlah (Muhammad), Aku (berada) di atas keterangan yang nyata (Al-Qur’an) dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan (hukum itu) hanyalah hak Allah.

Maka dari itu, hanya dengan aturan Islam lah taraf hidup masyarakat akan meningkat. Negara pun tidak perlu bertumpu pada UMKM, karena perekonomian negara akan kuat dengan mengambil Islam sebagai jalan untuk kehidupan.

Wallahu a'lam bish-shawabi

Posting Komentar

0 Komentar