
Oleh: Amalia Nurul Viqri (Ami)
Muslimah Peduli Umat
Masyarakat dari Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, mengalami kelaparan karena bencana kekeringan sejak Mei hingga Juli 2023. Bupati Puncak Willem Wandik di Mimika, Papua Tengah, Kamis (27/7/2023), mengatakan, kekeringan terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. Akibatnya, enam warga meninggal.
Sebanyak enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan, satu orang di antaranya adalah anak-anak dan berdampak pada sedikitnya 7.500 orang.
Tanaman umbi-umbian milik warga tak bisa dikonsumsi karena membusuk akibat cuaca ekstrem. Akibatnya membuat warga terpaksa mengonsumsi umbi-umbian busuk, mereka pun terkena diare. Korban yang meninggal dalam kondisi lemas dikarenakan terkena diare, panas dalam, seriawan, dan sakit kepala.
Pemerintah sudah berusaha memberikan bantuan namun distribusi makanan belum maksimal karena terkendala masalah keamanan. Maskapai penerbangan tak berani membawa bantuan makanan karena takut pesawatnya ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Akibatnya, demi mendapatkan bantuan makanan warga harus berjalan selama dua hari. Sehingga kondisi kesehatan warga semakin menurun drastis.
Badan Meteorologi dan Geofisika menjelaskan, kondisi kekeringan diperkirakan akan terjadi sampai dua bulan ke depan. “Diperkirakan musim kemarau terjadi hingga September. Ini intensitas hujan rendah,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman di Jayapura, Jumat (38/7/2023).
Mari kita lihat, di Papua Tengah selain hasil hutan, juga memiliki sumber daya mineral yang sangat kaya seperti emas, perak, tembaga, dan nikel. Beberapa perusahaan pertambangan besar seperti PT Freeport Indonesia dan PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) beroperasi di wilayah Papua Tengah.
Dalam laporan Peluang Investasi Emas-Perak Indonesia, Kementerian ESDM menyatakan Pulau Papua memiliki cadangan bijih emas hampir 1,9 miliar ton pada 2020. Jumlah itu setara dengan sekitar 52% dari total cadangan bijih emas nasional.
Kasus ini menggambarkan betapa ada ketimpangan pembangunan di wilayah Papua yang sejatinya kaya, apalagi Indonesia sudah merdeka 78 tahun lamanya. Jikalau negara mampu mengelola hasil SDA secara baik, masyarakat bisa sejahtera dan sebagian hasil keuntungan bijih emasnya dapat dikelola untuk mengembangkan bahan pangan. Sebagian bahan pangan tersebut bisa disimpan dan digunakan ketika mengalami kasus kekeringan seperti ini sehingga meminimalisir terjadinya kematian akibat kelaparan.
Kenapa kasus ini bisa terjadi? Pertama, Indonesia menggunakan sistem kapitalis yang dimana siapa yang punya modal maka ia bisa berkuasa. Sayangnya Indonesia jangankan modal, hutangnya saja bertumpuk. Kedua, sekularisme menjadi paham nomor satu sehingga mereka memisahkan agama dari kehidupan, mereka secara bebas melakukan apa saja tanpa melibatkan aturan Allah sang pencipta jagat alam ini. Ketiga, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih menjadi alasan pemerintah untuk tidak memberikan distribusi makanan ke wilayah distrik yang membutuhkan. Padahal kekuatan militer Indonesia saja tak terkalahkan.
Bagaimana dalam pandangan Islam?
Islam mempunyai aturan yang mampu menyelesaikan segala macam problematika kehidupan termasuk kasus kekeringan ini. Allah ï·» tidak begitu saja menciptakan tanpa adanya aturan. Allah ï·» sudah atur semuanya dalam islam. Islam akan mengatur hasil SDA dengan sedemikian rupa sehingga masyarakat pun merasakan manfaatnya, tidak akan ada yang kekurangan bahkan kelaparan. Kekeringan adalah bencana alam yang mungkin terjadi, maka bahan pangan akan dikelola dengan baik dan ketika kekeringan itu terjadi, masyarakat sudah memiliki cadangan makanan. Lalu kasus kematian akibat kelaparan pun takkan terjadi, insyaAllah.
Wallahu a’lam bisshawab

0 Komentar