BANTULAH SAUDARAMU, ALLAH AKAN MEMBANTUMU


Oleh: Lia Herasusanti
Sahabat Surga Cinta Qur'an

Beberapa hari ini, masyarakat dan mahasiswa dari berbagai daerah ramai melakukan aksi solidaritas terhadap warga Rempang atas konflik agraria yang terjadi di sana. Aksi dukungan diberikan baik berupa aksi bentang spanduk maupun aksi damai.

Dan kemarin, ada beberapa aksi mahasiswa yang dilakukan, baik di Jakarta maupun Bogor. Namun sayangnya, ada saja sebagian orang yang kehilangan empati atas apa yang dialami saudaranya di Rempang dengan berkomentar miring atas aksi yang dilakukan mahasiswa ini. Semisal ungkapan, 'Ngapain ngurus negara, urus aja diri sendiri' atau ungkapan 'Kuliah aja yang bener, ortu lu tuh ngebiayain lu buat kuliah'. Astaghfirullah.

Tak bisa dipungkiri, pemikiran individualis telah tertanam di benak kaum muslimin. Banyak di antaranya tak peduli dengan nasib sesama saudaranya. Jangankan saudaranya sesama muslim yang berada di negeri lain, di negeri yang sama pun mereka tak peduli. Yang penting kesulitan itu tak menimpa dirinya sendiri.

Selain masuknya pemikiran individualis dalam benak kaum muslimin, kurangnya pemahaman Islam pun melahirkan sikap seperti itu. Tak tahukah mereka bahwa muslim itu laksana satu tubuh, satu disakiti maka yang lainpun akan merasa sakit?

Dari Nu’man bin Basyir dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)

Atau adanya tuntutan untuk kita mencintai saudara sesama muslim sebagaimana mencintai diri sendiri. Sehingga saat saudara kita terancam terusir dari rumahnya, mereka sakit, kita pun merasakan kesakitan yang sama?

Pada sabda Nabi ﷺ yang lain,

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45)

Jika kita hanya memikirkan diri sendiri tanpa mau memikirkan masalah umat disekitar kita, tahukah kita bahwa ada hadits yang disampaikan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Siapa yang lambat amalnya, maka bagusnya nasab tidak dapat mengejar ketertinggalan amal.” (HR. Muslim, no. 2699)

Betapa mulianya orang yang terlibat dalam menolong kesulitan orang lain, karena Allah akan memudahkannya di akhirat nanti. Namun memang, semua hadits ini hanya akan dipahami oleh mereka yang memiliki iman, sedangkan bagi orang yang hanya melihat kehidupan sekedar di dunia saja, hadits ini tak akan membangkitkan semangatnya membantu saudaranya.

Wahai mahasiswa, tetaplah peduli dengan sesama, bukan semata-mata nilai kemanusiaan, tapi lebih karena memang Allah ﷻ memerintah kan kita demikian.

Dalam Al-Qur'an surat Al Maidah ayat 55 menerangkan,

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)

Posting Komentar

0 Komentar