
Oleh: Lia Herasusanti
Sahabat Surga Cinta Qur'an
"Saya tahu, solusi Palestina itu Khilafah, tapi kalau sekarang susah ya. Yang penting sekarang kita pilih dulu aja presiden yang pro Islam. Nanti insya Allah Khilafah tegak ketika ia berkuasa"
Bukan hanya satu dua orang yang memiliki pemikiran seperti ini. Setuju dengan syariat Islam kaffah dalam bingkai Khilafah, namun ketika terbentur kondisi saat ini, mencukupkan pada solusi pragmatis. Pilih presiden pro Islam saja. Khilafah belakangan. Kapan? Entahlah!
Cara pikir pragmatis seperti ini mewabah ditengah masyarakat. Terkurung oleh fakta dan terantai kata sulit.
Ya, fakta kita sudah hidup dalam sistem sekuler demokrasi membuat umat terpola pemikirannya bahwa perubahan hanya bisa dilakukan dengan jalur demokrasi. Segamblang apapun penjelasan tentang bagaimana pandangan Islam tentang demokrasi, bagaimana metode Rasulullah ﷺ dalam melakukan perubahan dari sistem kufur menjadi sistem Islam, seolah itu hanya cerita, tak bisa diterapkan dalam kondisi saat ini. Apalagi jika sudah sampai pendetilan tentang bagaimana metode dakwah Rasulullah ﷺ itu diemban saat ini. Kesulitan-kesulitan yang dibayangkan, walaupun hanya dalam bayangan, seolah merantai diri untuk tak bisa bergerak.
Untuk menyadarkan Umat akan hal ini memang bicara masalah keimanan. Tentang imannya kita pada tuntunan Rasulullah ﷺ sebagai teladan dalam berdakwah. Hanya menjadikan Al-Quran dan sunnah sebagai pedoman.
Lihatlah bagaimana Rasulullah ﷺ sabar menunggu petunjuk Allah ﷻ dalam kasus fitnah selingkuh Ibunda Aisyah ra. Meskipun desas desus cukup mempengaruhi perasaan Rasulullah ﷺ, namun tindakan yang diambil Rasulullah ﷺ adalah menunggu turunnya wahyu dari Allah ﷻ. Ketundukan pada syariat membuatnya tak gegabah mengambil tindakan tanpa menyandarkan pada petunjuk Allah ﷻ yang saat itu dinantinya. Lalu, setelah turunnya Al-Qur'an surah An nuur ayat 11, barulah beliau mengambil tindakan.
Artinya, fakta bukan tolak ukur dalam berbuat. Tapi hukum Allah lah yang menjadi patokannya. Fakta dipaksa mengikuti hukum Allah. Demikian juga dengan kondisi saat ini. Fakta sistem demokrasi, dan kesulitan yang seakan menghadang didepan mata tak boleh menjadi tolak ukur kita berbuat. Ketika aturan Allah ﷻ sudah menuntun, bagaimana seharusnya metode dakwah yang ditempuh, maka ikutilah.
Sabarlah membuka kesadaran umat akan kerusakan sistem manusia. Dan teruslah menggambarkan keindahan sistem Islam. Hingga akhirnya umat paham, rindu dan turut dalam perjuangan penegakan kembali aturan Allah dimuka bumi ini.
Al-Qur'an surat Al Imran ayat 86 menerangkan:
كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
"Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang lalim."

0 Komentar