
Oleh: Sifi Nurul Islam
Muslimah Peduli Umat
Harga berbagai kebutuhan seperti beras, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, daging sapi, tepung tapioka, dan ketan di Lampung mengalami kenaikan, bukan hanya dilampung tapi di berbagai kota lainnya, sperti halnya di Bandung. Kenaikan harga pangan itu membebani para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang berjualan makanan dan minuman.
Berdasarkan pantauan Kompas, hingga Selasa (30/1/2024), harga beras di Lampung saat ini berkisar Rp 14.000–Rp 15.000 per kilogram (kg). Padahal, pada Desember 2023, harga beras masih berada pada kisaran Rp 12.500–Rp 13.500 per kg. Sementara harga ketan naik dari semula Rp 14.000-Rp 15.000 per kg menjadi Rp 18.000-Rp 20.000 per kg.
Mengutip data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras medium Selasa (2/1/2024) ada di Rp 13.200 per kg. Harganya naik Rp 80 atau 0,61%. Harga tertinggi beras medium ada di provinsi Papua dengan harga Rp 15.500 per kg dan harga terendah di Kalimantan Selatan Rp 11.910 per kg.
Kenaikan bahan pokok ketika menjelang dan saat Ramadhan sudah sangat sering terjadi di setiap tahunnya. Sehingga banyak masyarakat yang menjadikan hal tersebut sebagai kewajaran ketika memasuki bulan Ramadhan harga bahan pokok naik.
Perekonomian dalam negeri saat ini memang menggunakan sistem ekonomi kapitalis dalam mengelola pangan. Dalam sistem kapitalis, mendasari problem ekonomi pada kelangkaan bahan pokok. Sehingga dalam hal pangan, sistem ini telah menjadikan ketersediaan stok pangan adalah perkara utama yang harus dipenuhi oleh negara.
Jika ketersediaan pangan terpenuhi, maka persoalan pangan (dalam hal ini krisis pangan) akan selesai. Karna itu, berbagai cara dilakukan untuk memenuhi stok pangan. Jika produksi pangan dalam negeri tidak memadahi, maka impor besar-besaran akan dilakukan oleh negara. Namun pada faktanya sangat memprihatinkan. Meskipun ketersediaan bahan pangan memadai, tetapi masih banyak masyarakat yang kelaparan.
Disinilah kesalahan sistem ekonomi kapitalisme yang mengabaikan distribusi pangan dalam menjamin kebutuhan pangan masyarakat individu per individu. Akibatnya negara seringkali tidak peduli dengan masyarakat yang tidak mampu menjangkau harga pangan atau bahkan tidak mampu sama sekali untuk membeli bahan pangan. Oleh kerena itu dalam sistem ini, sering ditemui stok pangan memadai akan tetapi, banyak masyarakat yang tetap tidak bisa untuk membelinya.
Berbeda dengan sistem Islam. Dalam negara Islam (khilafah), akan menjamin persediaan pangan dalam kondisi apapun. Negara wajib menjamin kebutuhan primer seluruh masyarakat. Negara akan menggunakan aturan-aturan Islam untuk mengatur perekonomian dengan meningkatkan produksi pertanian dan kebijakan pendistribusian yang adil. Sehingga kebutuhan pokok masyarakat pun akan terpenuhi.
Itulah urgensinya penerapan sistem Islam di sebuah negara. Untuk menjamin kesejahteraan masyarakat, sistem Islam menjadi sistem yang sangat cocok untuk mencapai target kemakmuran masyarakat di dalam suatu negara. Wallahu a'lam bisshowab
0 Komentar