
Oleh: Deasy Arisanti Fitriani
Muslimah Peduli Umat
Dunia perempuan saat ini sedang tidak baik baik saja, dimana seorang permpuan yang sudah menikah, sudah bukan lagi seorang anak tetapi akan menjadi seorang ibu yang melahirkan seorang anak untuk menjadi penerus bangsa.
Akan tetapi saat ini dunia perempuan sedang tidak baik-baik saja, dimana banyak kasus yang terjadi, salah satunya adalah kasus seorang ibu yang membunuh anak yang baru saja di lahirkannya.
Rohwana alias Wana (38 tahun), seorang ibu di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, ditangkap polisi karena terlibat pembunuhan.
"Pelaku bunuh anaknya sendiri lalu membuangnya ke kebun warga," kata Kasat Reskrim Polres Belitung, AKP Deki Marizaldi, kepada kumparan, Rabu (24/1).
Pengungkapan kasus ini berawal saat warga sekitar menemukan mayat bayi laki-laki di kebun, pada Jumat sore (19/1).
Akibat perbuatannya, Rohwana dijerat Pasal 338 KUHP atau Pasal 305 KUHP Jo Pasal 306 Ayat 2 KUHP atau Pasal 308 KUHP.
Setelah melihat kasus seorang ibu yang tega membunuh bayi yang baru dilahirkan ternyata faktor ekonomi menjadi salah satu penyebabnya. Tingginya beban hidup ini telah mematikan fitrah keibuannya.
Selain faktor ekonomi banyak juga faktor lain yang berpengaruh. Yaitu yang pertama lemahnya ketahanan iman, kedua tak berfungsinya keluarga sehingga ibu menjadi terbebani pemenuhan ekonomi, ketiga lemahnya kepeduliaan masyarakat, dan keempat tidak adanya jaminan kesejahteraan negara atas rakyat individu per individu.
Selain faktor-faktor di atas semua ini juga tak luput dari rapuhnya sistem yang di terapkan saat ini dalam menjaga ketahanan keluarga ataupun fitrah seorang ibu, sistem ekonomi kapitalis yang membuat segala sesuatu semakin sulit, hanya dinikmati oleh segenlintir elit sugguh semakin membuat menjerit. Harga-harga yang kian hari kian melejit sementara peluang pemasukan semakin sulit membuat kewarasan pemikiran setiap masyarakat juga kaum ibu semakin rumit .
Berbeda halnya dengan islam, Di mana islam mewajibkan negara menjamin kesejahteraan Ibu dan anak melalui berbagai mekanisme, baik jalur nafkah, dukungan masyarakat dan santunan negara
Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu mewujudkan kesejahteraan individu per individu. Sistem perekonomian islam mengatur agar tak terjadi kesenjangan ekonomi, sirkulasi kepemilikan dalam islam pun tertata sehingga tidak semua lini bisa di miliki swasta yang memiliki modal.
Maka islam meniscayakan kesejahteraan bagi setiap umatnya dengan tata kelola yang benar dalam ranah ekonomi juga dalam penjagaan psikis setiap umatnya. Maka sudah saatnya kita bersatu untuk kembali kepada aturan islam yang akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
0 Komentar