MENGHAPUS JEJAK KHILAFAH


Oleh: Nasrudin Joha
Aktivis Politik dan Perubahan

Tahun demi tahun terlewati, kini telah genap 100 tahun dunia tanpa Khilafah membersamai umat Islam. Inggris telah sukses meruntuhkan Khilafah terakhir di Turki pada tanggal 3 Maret 1924 melalui antek setianya Mustafa Kemal Atatürk, dan Mustafa sukses menjadi pendiri serta presiden pertama Republik Turki. Ideologinya yang sekularis dan nasionalis berikut kebijakan serta teorinya dikenal sebagai Kemalisme.

Setelah Khilafah menghilang sepenuhnya dari muka bumi, para pejuang, para tokoh, ulama dan kaum muslimin berusaha untuk mendirikan kembali Khilafah untuk menggantikan kekhalifahan turki utsmani yang resmi di hapuskan. Namun perjuangan mereka gagal akibat ragam sabotase, permusuhan dan penghianatan yang mendera di luar dan dalam tubuh kaum muslimin.

Inggris telah berhasil menanamkan antek-anteknya di tubuh umat Islam dan meracuni pemikiram muslim dengan ide-ide mereka seperti sekulerisme yang memisahkan agama dan politik bahkan dalam kehidupan sehari-hari, mengganti sistem pemerintahan Islam dengan sistem pemerintahan lainnya, mengganti sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi kapitalis, memecah belah wilayah kekuasaan kekhalifahan turki utsmani menjadi banyak negara kecil dan menghembuskan ide-ide nasionalisme agar muslim tidak bisa bersatu.

Racun pemikiran yang lama mereka tanam selama ratusan tahun akhirnya berbuah manis dengan runtuhnya daulah Khilafah dan lahirnya generasi muslim yang memiliki pemikiran dan tingkah laku yang sangat bertolak belakan dengan Islam bahkan menjadi musuh Islam. Generasi inilah yang secara sistematis terbentuk dari pendidikan ala barat yang diterapkan pada kurikulum umat Islam sehingga kaum muslim akan sibuk membenahi internal diri mereka sendiri dan saling bermusuhan antar kelompok.

Sejarah juga tidak lepas dari cengkraman kaum muslim yang sudah rusak pemikirannya dengan ide barat. Perlahan namun pasti jejak sejarah kian memudar digantikan trend masa kini yang bertumpu pada budaya hedonisme, bahkan jika ada individu atau kelompok yang berusaha menyadarkan masyarakat akan pentingnya sistem pemerintahan Islam, secara sistematis dan otomatis mereka perangi dan intimidasi agar perjuangan individu atau kelompok tersebut hilang.

Bahkan, teror dan ketakutan yang diberikan kaum muslim rusak tersebut menancap tajam di benak individu atau kelompok Islam yang memperjuangkan kembalinya institusi Islam dalam mengatur kehidupan, sehingga jejak Khilafah terhapus bukan oleh rezim, bukan oleh Amerika dan barat. Jejak Khilafah justru terhapus dari setiap benak individu dan kelompok Islam itu sendiri karena ketakutan kita.

Kita, yang menghindari diskursus tentang Khilafah. Kita, yang enggan terbuka menawarkan ide Khilafah. Kita, yang ragu dan khawatir akan mendapatkan bahaya saat menyampaikan ide Khilafah. Kita, yang berasumsi akan mendapatkan mudharat dan celaka saat menyampaikan ide Khilafah.

Mulailah, Umat dibingungkan dengan narasi deskriptif yang masih umum, setelah sebelumnya mereka mampu mengindera solusi definitif umat adalah Khilafah. Kita tanpa sadar, menjauhkan umat dari Khilafah dan menghapus jejaknya secara perlahan.

Kita tidak lagi bicara Khilafah, tetapi menariknya pada isu yang general (umum), yakni persatuan umat. Kita tidak lagi bicara Khilafah, melainkan hanya bicara tentang penerapan syariah Islam secara kaffah.

Kita menghindari forum perdebatan politik ditengah umat untuk menyampaikan ide Khilafah secara terbuka, lalu mengalihkannya dengan hanya mengulang-ulang ide Khilafah dalam forum komunitas. Kita tidak lagi, mempertarungkan ide Khilafah secara terbuka melawan ide kufur demokrasi, sosialisme, sekuleris, kapitalisme, pragmatisme dan isme-isme sesat lainnya.

Sadarilah bahwa saat ini, kitalah yang menghapus jejak Khilafah di tengah-tengah ummat, mundur selangkah demi selangkah dari pembahasan Khilafah dan sejarahnya, kita tidak lagi lantang dan tegas menyuarakan segala problematika ummat yang ada saat ini solusinya adalah Khilafah. Kita takut, kita ragu, kita mundur perlahan dari perjuangan ini.

Apakah kita lupa bahwa perjuangan penerapan Islam secara Kaffah yang menjadi solusi atas setiap permasalahan ummat saat ini hanya bisa terwujud dengan hadirnya Daulah Khilafah, sebagaimana telah di contohkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya dalam thariqah dakwah mereka. Meskipun Rasulullah ﷺ menanggung resiko di tuduh tukang sihir, pemecah belah, di diskriminasi maupun di persekusi, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya tidak gentar menyampaikan Islam.

Allah ﷻ telah menyampaikan dalam Al-Qur'an pada surat Al Maidah ayat ke 54 untuk menjadi teguran sekaligus pengingat bagi kita bahwa yang membutuhkan dakwah adalah kita bukan Allah ﷻ dan Allah ﷻ tidak akan sayang mengganti kita dengan ummat yang lain jika kita keluar dari perjuangan ini:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَنْ يَّرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗٓ ۙاَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِيْنَۖ يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لَاۤىِٕمٍ ۗذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
54. Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.

Bukankah kita, ingin mendapatkan salah satu dari dua kebaikan dalam dakwah, syahid atau mendapatkan kemenangan dengan tegaknya Khilafah Islam? Bukankah, semakin hari usia bertambah, makin dekat pula ajal menjemput, sehingga peluang untuk mencari bekal untuk kampung akhirat semakin sempit? Sadarilah bahwa perjuangan menegakkan kembali Khilafah adalah untuk kepentingan kita, teruslah bertahan di jalan dakwah ini jangan mundur apalagi menghilang.

Posting Komentar

0 Komentar