ULTAH BERBUAH DUKA


Oleh: Ella Laelasari
Muslimah Peduli Umat

Peristiwa naas yang terjadi di SMA Negeri 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Saat itu, ketua OSIS SMA Negeri 1 Cawas Fajar Nugroho bersama teman-temannya mengadakan rapat di sekolah untuk mencari sponsor kegiatan lomba peningkatan minat dan bakat.

Semua teman-teman korban mengetahui bahwa Fajar berulang tahun pada hari itu. Sehingga mereka memberinya tepung dan menceburkan korban ke kolam ikan. tidak disangka, kolam tersebut teraliri listrik. Korban meninggal tersengat listrik setelah menginjak kabel listrik dari mesin pompa kecil yang berada di kolam.

Korban sempat dilarikan ke RSI Cawas tetapi nyawa korban tidak tertolong. Apa yang menimpa Fajar memang musibah tidak terduga. Meski demikian, tetap harus ada evaluasi yang menyeluruh. Setelah peristiwa memilukan ini, jangan sampai aksi jahil atau canda tawa yang membahayakan bagi nyawa orang lain terulang kembali.

Apabila kita cermati peristiwa ini, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan dan evaluasi bagi semua pihak, baik sekolah, orang tua, maupun pegawai yaitu:

Pertama, tren ulang tahun dengan kejutan lempar tepung, telur, atau cebur ke kolam sudah lama menjadi budaya yang yang dimaklumi di kalangan pelajar, padahal perbuatan tersebut bisa terkategori perundungan meski yang berulang tahun rela diperlakukan demikian, hal itu tidak mengubah fakta bahwa perbuatan tersebut jauh dari karakter generasi yang baik.

Kedua, mengekspresikan eksistensi diri tidak seharusnya dilakukan di luar batas karena sering kali eksistensi diri di kalangan remaja ditunjukkan dengan aksi-aksi nyeleneh dan membahayakan.

Ketiga, perilaku impulsif di kalangan remaja adalah PR dunia pendidikan hari ini, perilaku impulsif adalah kondisi ketika seseorang melakukan suatu tindakan tanpa berpikir panjang atau memikirkan konsekuensinya.

Miris, perilaku remaja hari ini kerap melakukan perbuatan tanpa memikirkan akibat dan resiko yang ditimbulkan. Perilaku spontan, impulsif, ceroboh, sumbu pendek dan mudah terbawa perasaan adalah sederet perangai yang dimiliki mayoritas remaja hari ini. Ini dikarenakan mereka tidak dibentuk agar memiliki pemikiran mendalam dan matang. Remaja sekarang Justru lebih mengedepankan perasaan.

Dalam Islam, setiap individu harus memiliki kaidah berpikir mendalam dan benar . Mendalam artinya Ia berpikir sebelum berbuat dan tidak berbuat gegabah. Berfikir benar artinya sesuai dengan syariat Islam. Kaidah berpikir dan mendalam tidak bisa terbentuk dengan dedikasi yang berasaskan pada sekuralisme, ini karena sekuralisme memandang agama hanya sebatas ritual spiritual agama yang mengatur hubungan manusia dengan penciptanya semata.

Sedangkan dalam Islam seorang muslim dituntut untuk menjadi muslim yang Kaffah, yakni menjadikan Islam sebagai petunjuk hidup bagi manusia. Oleh karenanya jika kita menginginkan generasi muda memiliki karakter dan kepribadian yang baik dan kuat maka aqidah Islam harus menjadi pondasi dalam sistem pendidikan.

Hal ini sudah terbukti tatkala sistem pendidikan Islam berhasil menciptakan peradaban Agung yang melahirkan banyak generasi Cemerlang dan segenap prestasi baik yang bersifat duniawi maupun akhirat.

Wallohua'lam bisshowab

Posting Komentar

0 Komentar