
Oleh: Alraiah
Media Palestina
Gaza telah mengalami lebih dari sepuluh bulan serangan brutal dan menjadi saksi bisu atas genosida yang terus dilakukan oleh Israel. Dalam keadaan terus diserang, berbagai negosiasi telah dilakukan untuk menghentikan konflik. Namun, Israel menolak kesepakatan apapun, termasuk tuntutan Mesir agar Israel melepaskan kendali atas jalan raya Salahuddin, yang dianggap sebagai garis merah oleh Mesir.
Amerika Serikat, melalui pemerintahan Presiden Joe Biden, terlibat aktif dalam negosiasi sekaligus mendukung Israel. Meski mengklaim bahwa solusi hanya dapat dicapai melalui diplomasi, pembantaian terus berlanjut. Biden bahkan secara terbuka mendukung serangan Israel dengan menyetujui pengiriman amunisi dan senjata militer senilai 20 miliar dolar AS pada Agustus 2024. Dukungan ini membuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, semakin yakin bahwa Amerika tidak akan menghentikan bantuan mereka.
Negosiasi terakhir yang digelar di Kairo pada 24 Agustus 2024 gagal menghasilkan kesepakatan. Netanyahu menolak mundur dari jalan raya Salahuddin, yang dia sebut sebagai "sumber oksigen dan senjata bagi Hamas". Penolakan Netanyahu tersebut adalah sebagai bentuk manuver politik untuk menunggu hasil pemilu presiden Amerika Serikat, di mana dukungan dari pihak Republik (terutama Donald Trump) dianggap akan lebih kuat.
Meski Amerika Serikat berbicara soal penyelesaian konflik melalui solusi dua negara, kenyataannya hanya sedikit yang terwujud. Amerika kerap menawarkan solusi negara tanpa kekuatan militer untuk Palestina, sebuah bentuk otonomi yang sangat terbatas. Hal ini memicu kecurigaan bahwa solusi dua negara hanyalah permainan kata-kata tanpa niat serius untuk memberikan kedaulatan penuh bagi Palestina.
Di sisi lain, seruan untuk memobilisasi kekuatan militer dari negara-negara Muslim tetap tidak mendapat respons dari para pemimpin Arab. Beberapa negara yang sudah menormalisasi hubungan dengan Israel bahkan melanjutkan hubungan diplomatik mereka meski pembantaian di Gaza terus berlangsung.
Hingga saat ini, lebih dari 41 ribu warga Palestina telah gugur, dengan lebih dari 95 ribu terluka. Meski ada perlawanan dari Hamas, kekuatan militer Israel yang didukung penuh oleh Amerika membuat situasi semakin sulit bagi Gaza.
Perang genosida di Gaza tetap berlangsung tanpa kepastian kapan akan berakhir, sementara Netanyahu terus menegaskan empat tujuannya:
- Menghancurkan Hamas;
- Membebaskan semua tawanan;
- Memastikan Gaza tidak menjadi ancaman bagi Israel, dan;
- Mengamankan wilayah utara Israel.
0 Komentar