
Oleh: Nur Rahma
Aktivis Muslimah
Jelang HUT ke-80, Indonesia dihebohkan dengan pemasangan bendera bajak laut dari serial kartun One Piece yang dipasang di bawah bendera merah putih. Aksi ini juga dilakukan oleh para pengemudi truk, mereka memasang bendera One Piece di kendaraannya. Salah satunya adalah para pengemudi truk di wilayah Bekasi.
Aksi ini bukan hanya sekedar tren semata, melainkan sebagai media aspirasi dan bentuk kritik dari warga Indonesia kepada para penguasa yang telah membuat kebijakan yang menyulitkan rakyat. Dari masalah ekonomi yang semakin sulit, pungutan pajak yang terus melejit, sementara para penguasa justru berpesta di atas penderitaan rakyatnya. Inilah yang akhirnya menyulut emosi masyarakat.
Bendera One Piece menjadi simbol protes terhadap ketidakadilan di dalam negeri. Di daerah Kranji, Bekasi Barat, dua pengemudi truk boks bernama Rahmat (30) dan Dadang (28) memasang bendera ikonik dari serial itu pada kendaraan mereka. Menurut keduanya, perekonomian Indonesia saat ini justru sedang mengalami kemunduran.
Saat ditemui, Rahmat berkata, “Ekonominya sih kelihatannya lagi pasang surut, malah cenderung ke surut. Harga pokok pada naik kayak misalkan sembako, rata-rata lagi pada naik,” (Kompas, 07/08/2025).
Sayangnya aksi pengibaran bendera ikonik bergambar Jolly Roger disebut-sebut sebagai bentuk makar oleh pemerintah yang ingin memecah persatuan Indonesia. Padahal aksi ini bukanlah bentuk makar, melainkan bentuk kekecewaan sekaligus simbol bahwa rakyat mencintai negeri ini, yang tidak ingin negeri ini terus mengalami penderitaan akibat kebijakan ngawur para penguasa.
Dalam serial One Piece, terdapat sejumlah kemiripan dengan situasi yang tengah dihadapi Indonesia saat ini, yaitu sebagian kecil pejabat menikmati kekuasaan sementara rakyat hidup dalam tekanan.
Meski secara de yure Indonesia telah merdeka, tetapi pada faktanya tidak demikian. Rakyat masih belum merasakan kemerdekaan sejati dalam kehidupan mereka karena kebijakan yang dibuat seringkali justru merugikan rakyat, mempersulit hidup rakyat, tetapi di sisi lain justru memberi karpet merah untuk para oligarki.
Jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya akar masalah dari negeri ini bukanlah pengibaran bendera One Piece, akan tetapi penerapannya sistem kapitalisme yang melahirkan aturan bathil sehingga mengakibatkan kesenjangan sosial. Kebijakan yang dibuat cenderung lebih menguntungkan kepentingan elite daripada kepentingan rakyat, sehingga beban yang dirasakan masyarakat menjadi semakin berat. Rakyat terus-menerus tertindas oleh ketidakadilan struktural, serupa dengan sistem dunia di One Piece yang sarat korupsi dan penindasan.
Karena itu, butuh adanya dakwah Islam yang menyeluruh agar umat menyadari problematika mendasar yang sedang dihadapi bersama. Bahwasanya kedzaliman, ketimpangan, korupsi yang menggurita dan terus dibiarkan itu merupakan kerusakan yang tersistematis. Maka untuk mengubahnya kita membutuhkan perubahan yang mendasar pula. Caranya adalah dengan meninggalkan sistem kapitalisme dan menggantinya dengan sistem yang berlandaskan wahyu Allah, yaitu sistem Islam. Yang akan memberikan jaminan keamanan, kesejahteraan, pendidikan, peradilan, dan kebutuhan pokok lainnya untuk warga negaranya.
Namun untuk merealisasikan itu semua tentu butuh aksi nyata, perjuangan untuk menyeru pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar sebagai mana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Ali Imron ayat 104:
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)
Maka sudah saatnya kita (umat Islam) untuk bersatu, mengesampingkan ego karena perbedaan kelompok. Sebab umat Islam merupakan satu kesatuan (one ummah), layaknya satu tubuh yang berbagi perasaan dan pemikiran yang sama. Dan itu cukup menjadi modal kekuatan untuk menumbangkan kedzaliman. Serta menjadi pondasi kebangkitan Islam.
Wallahu alam bishowab
0 Komentar