
Oleh: Diaz
Penulis Lepas
Muhammad Al-Fatih, lahir pada tahun 1432, dikenal sebagai salah satu tokoh terbesar dalam sejarah Islam. Ia adalah Sultan Utsmani yang berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, mengakhiri Kekaisaran Bizantium yang sudah bertahan selama lebih dari seribu tahun. Sebagai seorang penguasa yang cerdas, Al-Fatih dididik dengan baik dalam bidang agama, militer, dan strategi politik.
Di sisi lain, Vlad Dracula, lahir pada 1430, merupakan tokoh yang tidak kalah terkenal namun dengan reputasi yang berbeda. Vlad adalah putra Vlad II, penguasa wilayah Wallachia (sekarang Rumania), yang dikenal karena kekejamannya dan julukannya sebagai Vlad the Impaler karena kebiasaannya menancapkan musuh-musuhnya di atas kayu sebagai hukuman.
Pendidikan di Utsmani
Vlad II, ayah Dracula, berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Utsmani yang dipimpin oleh Sultan Murad II, ayah Muhammad Al-Fatih. Sebagai tanda kesetiaan kepada Utsmani, Vlad II mengirimkan dua anaknya, Vlad dan Radu, untuk dididik di istana Utsmani. Mereka berdua bersekolah bersama Al-Fatih di Edirne (ibukota Utsmani sebelum Konstantinopel jatuh). Selama masa ini, Vlad menjadi sangat familiar dengan budaya dan strategi militer Utsmani, sementara adiknya, Radu, memeluk Islam dan menjadi salah satu sekutu setia Utsmani.
Kebencian dan Konflik
Berbeda dengan Radu, Vlad tetap mempertahankan kesetiaannya kepada ayahnya dan tradisi Kristennya. Ia bergabung dengan "Ordo Naga," sebuah kelompok elit Kristen yang bertujuan melindungi dunia Kristen dari pengaruh Islam dan Utsmani. Keterlibatan ini membuat Vlad menentang Al-Fatih secara langsung setelah ia berhasil merebut kembali kekuasaan di Wallachia. Vlad Dracula dikenal karena taktik perangnya yang brutal dan kekejamannya terhadap musuh, termasuk pada saat perang dengan Utsmani. Salah satu tindakan yang paling mengerikan adalah ketika dia membunuh dan menancapkan ribuan tentara Utsmani dalam sebuah hutan impal di Wallachia.
Serangan Balasan Al-Fatih
Tindakan kejam Vlad Dracula memancing kemarahan Muhammad Al-Fatih. Pada tahun 1462, Al-Fatih mengirim pasukan yang dipimpin oleh Hamzah Pasya untuk menaklukkan Vlad. Namun, Vlad yang ahli dalam taktik perang gerilya berhasil mengalahkan pasukan tersebut dengan brutal. Ia menggunakan taktik kejutan dalam "Serangan Malam" (The Night Attack), dan menanamkan rasa takut pada pasukan Utsmani.
Akhir dari Vlad Dracula
Pada akhirnya, meskipun Vlad Dracula merupakan seorang komandan yang tangguh, ia tidak dapat melawan kekuatan besar Utsmani. Setelah serangkaian pertempuran, Vlad ditangkap dan kepalanya dipenggal sebagai bukti kemenangan Muhammad Al-Fatih. Tubuhnya dimakamkan di sebuah tempat di Wallachia, sementara kepalanya dibawa ke Istanbul untuk dipersembahkan kepada Sultan Al-Fatih.
Peninggalan Sejarah
Kisah Vlad Dracula telah menjadi sumber inspirasi bagi berbagai cerita dan mitos, termasuk legenda Dracula yang terkenal di Barat. Namun, kisah aslinya jauh lebih kompleks, terutama hubungannya dengan Kekaisaran Utsmani dan Al-Fatih. Sejarah ini menunjukkan betapa besar pengaruh Utsmani terhadap wilayah Eropa Timur pada abad ke-15, dan bagaimana pertarungan antara Islam dan Kristen dalam konteks geopolitik mempengaruhi sejarah dunia.
0 Komentar