ISRAEL SERANG GAZA DARI DARAT SAMBIL MENGANCAM WARGA PALESTINA


Oleh: Mimin Kamila
Muslimah Peduli Umat

Jalur Gaza, Beritasatu.com – Israel melancarkan serangan darat ke Gaza pada Rabu (19/3/2025) setelah sebelumnya mengeluarkan ancaman kepada penduduk di wilayah tersebut.

"Tentara telah memulai operasi darat di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan untuk memperluas perimeter keamanan dan menciptakan zona penyangga parsial antara utara dan selatan," demikian pernyataan tentara Israel pada Rabu.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa pemerintah Israel akan segera mengeluarkan perintah evakuasi di zona konflik.

"Bagi warga Gaza, ini adalah peringatan terakhir. Ikuti saran Presiden AS, kembalikan para sandera, dan hancurkan Hamas. Dari sana, pilihan lain akan terbuka bagi semua orang. Mereka yang ingin pindah ke belahan dunia lain dapat pergi," kata Gallant.

Pernyataan Gallant merujuk pada komentar Presiden AS Donald Trump awal bulan ini yang menyebut bahwa masa depan cerah menanti rakyat Gaza jika mereka memulangkan para sandera.

"Buatlah keputusan yang bijak. Bebaskan para sandera sekarang atau hadapi neraka," tegas Trump.

Seorang tentara Israel terlihat mengoperasikan tank di sepanjang perbatasan selatan Israel dengan Jalur Gaza utara pada 19 Maret 2025. Gallant juga menegaskan bahwa serangan udara hanyalah langkah awal, dan kini Israel mulai menyerang Gaza dari darat.

"Situasi akan menjadi jauh lebih sulit dan semua orang akan menanggung akibatnya," tambahnya.

"Jika para sandera tidak dibebaskan dan Hamas tidak diusir dari Gaza, Israel akan bertindak dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ancamnya.

Dari total 251 sandera yang diculik Hamas dalam serangan di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, sebanyak 58 orang masih ditahan di Gaza. Militer Israel telah mengonfirmasi bahwa 35 di antaranya telah tewas.

Konflik di Gaza sempat mereda sejak 19 Januari 2025, ketika tahap pertama perjanjian gencatan senjata diberlakukan. Hamas mengklaim telah mematuhi ketentuan perjanjian tersebut, dengan rencana awal bahwa tahap kedua gencatan senjata akan dimulai pada Maret. Namun, pada Senin malam (17/3/2025) dan Selasa (18/3/2025), Israel kembali melancarkan serangan udara berskala besar terhadap target Hamas di Gaza.

Serangan tersebut menewaskan hampir 1.000 orang. Israel menuding Hamas berulang kali menolak membebaskan sandera.

Serangan terhadap Palestina terus terjadi dan semakin brutal. Namun, perhatian masyarakat, khususnya kaum Muslim, tampaknya semakin berkurang karena tertutup oleh berbagai persoalan dalam negeri. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kondisi ini adalah paham nasionalisme, yang seolah-olah membuat persoalan Palestina bukan menjadi bagian dari kepedulian umat Islam. Akibatnya, kesadaran bahwa Palestina adalah persoalan umat Islam menjadi semakin lemah.

Oleh karena itu, kesadaran umat perlu terus dibangun melalui dakwah Islam Kaffah. Solusi hakiki bagi Palestina adalah tegaknya kepemimpinan Islam. Bagi Palestina, kepemimpinan Islam akan membebaskannya dari penjajahan.

Seorang khalifah dengan institusi negaranya, yaitu Khilafah, akan mengirimkan pasukan untuk berjihad melawan pasukan Zionis.

Di sisi lain, bagi kaum Muslim di Indonesia dan di negeri-negeri Muslim lainnya, tegaknya Khilafah akan menjadikan kehidupan manusia diatur dengan syariat Islam, aturan terbaik dari Allah ï·». Dengan demikian, kesejahteraan, keberkahan, dan rahmat bagi seluruh alam akan terwujud.

Tegaknya kepemimpinan Islam adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Dalil-dalil jelas menunjukkan kewajiban tersebut. Umat harus berjuang untuk menegakkan kepemimpinan Islam sebagai mahkota kewajiban. Untuk mewujudkannya, diperlukan jamaah dakwah Islam yang ideologis, yang akan mengarahkan umat dalam perjuangan, meneladani jalan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ï·º.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Posting Komentar

0 Komentar