RAMADHAN MENYAMBANGI, AL-QUDS DIKOOPTASI


Oleh: Rida Asnuryah
Praktisi Pendidikan

Kala Ramadhan menyambangi, sudah semestinya seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia bergembira sebagaimana Ramadhan pada masa Rasulullah ﷺ. Namun realitanya saat ini, kaum muslim di Palestina tidak bisa leluasa beribadah di masjid al Aqsa karena adanya kooptasi (pengontrolan/pembatasan secara ketat) oleh tentara Zionis.

Tercatat, Israel membatasi ibadah umat Islam di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan 2025, dengan dalih menjaga keamanan. Rezim Zionis bahkah sudah menyiapkan personel keamanan untuk menindak tegas para pelanggar. Meski tengah dalam masa gencatan senjata sementara waktu, pemerintah Israel kembali membuat aturan tegas soal akses ibadah di Masjidil Aqsa. (Sindonews.com, 4-3-2025)

Tak cukup sampai disitu, ketegangan di Yerusalem kian memuncak. Ini dikarenakan Pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Dalam penyerbuan tersebut, dua toa atau pengeras suara masjid yang ada di ruang Salat Qibli dicopot oleh pasukan Angkatan Bersenjata Israel (IDF). Padahal toa tersebut digunakan untuk mengumandangkan azan selama bulan Ramadan. (Aceh.Tribunews.com, 13-3-2025)

Kendati demikian, warga Palestina tetap menunjukkan antusiasme untuk shalat dan ifthar di Al Quds. Lebih dari 80.000 jamaah melaksanakan Salat Jumat kedua di bulan suci Ramadan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki, meskipun Israel membatasi masuknya jamaah. Departemen Wakaf Islam di Yerusalem yang diduduki melaporkan, sekitar 80.000 jamaah melaksanakan salat Jum'at kedua di bulan suci Ramadan di Masjid Al-Aqsa. Jamaah berbondong-bondong datang dari berbagai daerah, terutama dari wilayah 1948 dan Yerusalem yang diduduki. (Voi.id, 15-3-2025)

Sungguh menyakitkan, kondisi demikian menunjukkan bahwa Palestina masihlah terkungkung dalam sangkar penjajahan, karena keamanan kaum muslimin berada di tangan orang kafir. Oleh karena itu, umat Islam Palestina tidak boleh gentar menghadapi kejahatan Zionis yang dibeking AS. Terlebih di bulan Ramadan, sebab bulan ramadhan adalah bulan perjuangan, sudah semestinya digunakan untuk menguatkan azzam dalam perjuangan melenyapkan penjajah kafir.

Di samping itu, Umat Islam secara umum wajib menajamkan penilaian. Tidak boleh lagi terbujuk rayu oleh solusi Barat dan narasi-narasi sesat berkedok perdamaian seperti Two Nation State dan sebagainya.

Terlebih, dalam kacamata syariat, Entitas zionis adalah muhariban fi'lan (pihak yang memerangi islam dan kaum muslimin secara nyata), yang wajib dihadapi hanya dengan bahasa perang yang akan efektif dan solutif jika di bawah komando seorang khalifah. Masalahnya, figur seorang Khalifah tidak akan lahir dari sistem kufur; kapitalisme dan anak turunannya, yang diterapkan saat ini. Maka, upaya penegakkan kembali Negara Islam adalah Qadliyah Mashiriyah (problematika utama) yang wajib pula menjadi agenda utama umat Islam. Sebab, hanya Negara yang mengaplikasikan aturan Islam secara paripurna yang akan mewujudkan Khalifah serta persatuan umat.

Untuk itu, dibutuhkan dakwah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan wajibnya menegakkan kepemimpinan Islam dan berjuang bersama untuk mewujudkannya dan menyerukan jihad ke Palestina. Ini selaras dengan firman Allah Ta'ala berikut :

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ۝
"Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." {Qs. Ali Imran: 104}

Tunggu apa lagi? Bukankah di bulan mulia ini sudah saatnya seluruh umat Islam bergerak sejalan melenyapkan segala bentuk penjajahan yang merongrong tubuh kaum muslim dan mewujudkan kemimpinan yang satu?

Wallahu A'lam...

Posting Komentar

0 Komentar