
Oleh: Rida Asnuryah
Praktisi Pendidikan
Kelompok bersenjata menembaki wisatawan di destinasi wisata populer di daerah pegunungan Pahalgam di Kashmir yang dikelola India pada 22 April lalu. Sedikitnya 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal tewas dalam pembantaian itu, kejadian itu terjadi di sebuah lembah yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki atau menunggang kuda. Saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan saat orang-orang bersenjata itu mendekat, menembaki orang-orang dari jarak dekat. Beberapa orang mengingat bagaimana orang-orang di antara kelompok itu dipilih dan ditembak. Korban selamat lainnya mengatakan kepada media lokal bahwa orang-orang bersenjata itu menuduh beberapa korban mendukung Perdana Menteri Narendra Modi.
Front Perlawanan, yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok militan yang bermarkas di Pakistan, Lashkar-e-Taiba, awalnya mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut tetapi kemudian tampaknya menarik kembali klaimnya. Pihak berwenang India telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka, dua di antaranya adalah warga negara Pakistan. Setelah insiden tersebut, India menyebut bahwa Pakistan mendukung militan bersenjata yang terlibat dalam operasi lintas batas-tuduhan yang dibantah keras oleh Pakistan. Pekan lalu, Perdana Menteri India Modi memberikan "kebebasan operasional penuh" kepada angkatan bersenjata negara itu untuk menanggapi serangan teroris.
Eskalasi ini sendiri merupakan rangkaian panjang dari sengketa antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir. New Delhi telah lama menuduh Islamabad membekingi kelompok-kelompok teror di wilayah itu dengan tujuan untuk mengambil kembali daerah Himalaya yang disengketakan itu. Serangan oleh militan di masa lalu telah menyebabkan peningkatan ketegangan yang tajam antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir tersebut, yang keduanya memiliki klaim yang bersaing atas wilayah Kashmir. India melakukan serangan udara di Pakistan pada tahun 2019 setelah serangan pemberontak terhadap tentara India. (CNBC Indonesia, 11-5-25)
Konflik yang terjadi baru-baru ini bukanlah adegan baru, sebab India dan Pakistan telah tiga kali berperang karena sengketa Kashmir sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1947. Pada puncak Perang Dingin, Uni Soviet mendukung India, sementara Amerika Serikat dan China mendukung Pakistan. Hari ini, Perang Pakistan vs India jadi ajang ujicoba alutsista (alat utama sistem pertahanan) China, yang mencakup berbagai jenis peralatan militer canggih yang terus berkembang, termasuk jet tempur siluman, sistem rudal, drone, kapal induk, dan kapal serbu amfibi. Beberapa alutsista utama China yang sedang dikembangkan dan dipamerkan, seperti jet tempur J-35A dan J-20, sistem rudal HQ-19, dan kapal induk Fujian.
Di sisi lain, militer Pakistan bisa disebut sebagai militer kaum muslimin yang paling kuat baik dari sisi tentara maupun senjatanya. Militer Pakistan sangat bisa melakukan pembelaan kepada Palestina yang terjajah, mengingat sepak terjang militer Pakistan di Dunia yang sudah tak diragukan lagi.
Problem Ukhuwah Akut
Sayang beribu sayang, Pakistan justru melakukan perang dengan India dengan isu yang sama dengan perang mereka sebelumnya (Kashmir). Padahal, layaknya singa militer kaum muslim, seharusnya militer Pakistan tidak terjebak pada situasi yang sama di saat saudara Muslim mereka di Palestina sedang dijajah. Mudah sekali mereka mengangkat senjata untuk kepentingan nasionalisme yang remeh temeh, tapi tidak untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin yang sedang dinjak dan dirongrong dengan brutalnya oleh kafir laknatullah. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa ada problem persaudaraan akut yang perlu diperbaiki di tengah Kaum Muslim di seluruh dunia. Padahal, Rasulullah Muhammad ﷺ menyampaikan bahwa kaum muslim laksana satu tubuh, yang artinya, setiap bagian akan merasakan rasa sakit yang sama apabila sebagian yang lain disakiti. Nabi ﷺ bersabda dalam hadits yang shahih :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)
Hadis ini merupakan perumpamaan dan seruan yang menggambarkan keharusan kaum muslim untuk bersatu, saling peduli, dan menumbuhkan solidaritas kuat di antara sesama muslim. Tidak boleh terpisah oleh sekat fana bernama nasionalisme.
Maka, sudah seharusnya tentara Pakistan mengangkat senjata mereka untuk menolong saudara mereka di Palestina, menghancurkan barisan kafir penjajah. Allah ﷻ berfirman :
قَاتِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللهُ بِأَيْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مؤْمِنِينَ
“Maka perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan siksaanmu, membuat mereka malu, menolongmu mengalahkan mereka, dan menenangkan hati orang-orang yang beriman.” {QS. At-Taubah : 14}
وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ
“Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu. Padahal, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Lalu janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangimu di tempat itu. Jika mereka memerangimu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.” {Qs. Al-Baqarah : 191}
Kemudian mengangkat pemimpin yang akan menyatukan seluruh kaum Muslimin di Dunia, yang akan menjaga kehormatan dan kemuliaan Islam dan kaum muslimin di seluruh Dunia. Mari, kita singsingkan lengan baju guna mewujudkannya.
Wallahu 'Alam...
0 Komentar