
Oleh: Titin Surtini
Muslimah Peduli Umat.
Berbagai program pemerintah yang katanya untuk kepentingan rakyat berujung kandas. Belum lepas masalah program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang banyak menimbulkan kemudharatan, kini Presiden Prabowo Subianto menggagas Sekolah Rakyat (SR) yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin, khususnya miskin ekstrem.
Pemerintah mengeklaim bahwa program ini adalah upaya untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan. Program ini rencananya akan berjenjang dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah Rakyat direncanakan berbentuk asrama atau boarding school.
Kurikulum yang diterapkan juga akan mengadopsi kurikulum nasional dengan penambahan materi khusus yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan mereka. Kurikulum ini akan diatur oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).
Pengamat politik Endiyah Puji Tristanti menyatakan, Sekolah Rakyat (SR) merupakan kebijakan populis jilid ke-2 pasca semrawutnya program MBG.
“Kebijakan pertama pemerintahan yakni MBG masih menyisakan problem dalam pelaksanaan sebab ketidaksiapan sejak perancangan program. Kini, menyusul kebijakan populis jilid 2, yaitu SR gratis,” ujarnya kepada MNews, Kamis (13-3-2025).
Dalam prediksinya, program SR ini akan bernasib sama seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kita lihat sekolah negeri saja kualitas siswanya masih dipertanyakan, kini muncul Sekolah Rakyat berlabel gratis, mungkin bisa dibayangkan bagaimana semrawutnya.
SR gratis ini rencananya segera dilakukan di 100 lokasi Indonesa dengan pembangunan SR sebanyak 40 sekolah. Setiap unit sekolah ditaksir menghabiskan anggaran Rp100 miliar. Artinya, total sekitar Rp10 triliun. Dana yang sangat besar di tengah kebijakan efisiensi anggaran negara. Belum lagi, kebutuhan guru pendidik sekitar 60.000 orang.
Dalam sistem kapitalistik sekarang ini tidak mungkin nasib generasi muda akan lebih baik apalagi dengan Sekolah Rakyat yang gratis, bahkan bisa diprediksi justru akan menimbulkan problem lebih yang berat.
SR ini direncanakan berupa boarding school atau sekolah asrama. Itu akan membutuhkan SDM( Sumber Daya Manusia) yang banyak.
Aspek pendidikan formalnya terkait kurikulum dan kesiapan guru, juga aspek pengasuhan dalam asrama untuk anak usia remaja membutuhkan kepribadian pendidik dan pengasuh yang baik, juga skill serta kompetensi khusus.
Pemerintahan Indonesia sebagai negara sekuler tidak pernah memposisikan diri sebagai pelayan dan pelindung rakyat. Justru layanan publik seperti pendidikan dipandang sebagai komoditas penambang cuan dan lahan basah untuk korupsi.
Sekolah Rakyat yang berbentuk asrama ini akan memunculkan kelas-kelas sosial baru, sekolah untuk warga negara yang mampu dan miskin sehingga bisa berdampak menghancurkan mental peserta didik, bahkan membuka peluang terjadinya bullying.
Urgensi hadirnya negara dengan pemerintahan ideal, yaitu negara yang mampu memberikan layanan pendidikan gratis berkualitas unggul tanpa adanya diskriminasi antara kaya dan miskin sangat diperlukan. Pendidikan dengan kurikulum sahih akan mampu mencetak generasi berkepribadian Islam, berkarakter pemimpin-pejuang, salih dan muslih.
Semua itu, sudah disiapkan oleh Islam dengan syariatnya yang sempurna dan pernah dicontohkan oleh Rasulullah ï·º dan para khalifah setelahnya. Tinggal diambil, dan diterapkan oleh negara, dan dilaksanakan oleh pemerintah yang amanah.
Dengan tegaknya Daulah Khilafah dan diterapkannya aturan Islam secara Kaffah yakinkah seluruh permasalahan umat akan dapat diselesaikan dengan tuntas, termasuk masalah pendidikan.
Wallahu alam bissowab.
0 Komentar