KASUS KEKERASAN ANAK MUDA DI SEKOLAH


Oleh: Ahmad Aqil Almutashim
Mahasiswa

Akhir-akhir ini, sering ditemukan banyak sekali kasus bullying yang dilakukan anak-anak muda di sekolah di seluruh Indonesia. Tidak heran jika terjadi perselisihan antarmurid di sekolah. Yang mengherankan adalah bagaimana guru sebagai tenaga pendidik menanggapi hal tersebut. Tidak jarang, keluarga korban sampai melapor ke pihak kepolisian karena tidak mendapatkan tanggapan serius dari pihak sekolah. Bahkan, tidak sedikit pula pihak sekolah justru membela pelaku bullying dengan embel-embel, “Namanya juga anak-anak.

Ratusan bahkan ribuan kasus bullying akhirnya berujung pada depresi, trauma, atau bahkan kematian. Ditambah di zaman yang serba digital ini, para pelaku justru dengan bangga merekam dan menyebarkan aksi jahat mereka ke media sosial.

Dari sini, kita harus menggali: kenapa kejadian kriminal seperti ini selalu terjadi? Seakan-akan menjadi adat yang turun-temurun di sekolah-sekolah di Indonesia. Beberapa motif pelaku bullying yang tersebar di berita dan internet adalah sebagai berikut:
  • Pengaruh lingkungan: Banyak pelaku bullying melakukannya karena ikut-ikutan. Karena naluri seseorang adalah mengikuti kelompok yang kuat. Dan semua yang dilakukan oleh kelompok kuat itulah yang akan ditiru oleh calon-calon pelaku bullying.
  • Mencari kekuasaan: Sebagian pelaku bullying tidak memiliki motif yang kuat. Mereka hanya merasa “perlu” berkuasa dengan cara menindas yang lemah. Salah satu pemicunya adalah ketika seseorang berteman dengan sekelompok pembully yang akhirnya berpikir bahwa menindas adalah cara mudah untuk berkuasa di suatu tempat. Salah satunya adalah di sekolah.
  • Kurang pengawasan: Kurangnya pengawasan dari guru ataupun orang tua adalah salah satu pemicu mengapa kasus bullying bisa terus terjadi di sekolah-sekolah di Indonesia. Dengan lemahnya pengawasan, para pelaku bullying bisa dengan leluasa menindas korban yang lemah.
  • Kurangnya empati: Pelaku bullying juga bisa menyerang atau menindas korban hanya karena ada sesuatu yang tidak mereka sukai dari diri korban. Misalnya karena korban dianggap jelek, miskin, atau gemuk oleh pelaku. Mereka bisa menjadikan hal itu sebagai alasan untuk melakukan bullying. Kadang, pelaku tidak membutuhkan motif apa-apa. Mereka hanya tidak memiliki empati terhadap temannya. Bahkan sekadar aktif bertanya atau sering berdiskusi di kelas juga bisa menjadi sasaran bullying.
  • Motif personal: Terakhir, pelaku bullying kadang memiliki motif tersendiri terhadap korbannya. Motif mereka bisa berupa korban yang berutang namun tidak kunjung membayar, sehingga pelaku membully korban sampai ia membayar. Atau bahkan sekadar karena korban menyukai orang yang sama dengan pelaku. Apa pun itu, perilaku bullying tidak dapat dibenarkan dalam ranah apa pun.

Dalam Al-Qur'an telah dijelaskan di beberapa surat tentang larangan berbuat jahat kepada sesama. Di antaranya tertulis dalam surat An-Nisa ayat 36. Selain dari Al-Qur'an, ada juga hadis yang melarang kita menzalimi orang lain, karena doa orang yang dizalimi akan dikabulkan oleh Allah ﷻ. Seperti kutipan berikut:

وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ
Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki.” (QS. An-Nisa: 36)

اتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ، فإنَّهَا ليسَ بيْنَهَا وبيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Takutlah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tapi, bagaimana cara kita menghentikan pelaku bullying di sekolah-sekolah di Indonesia? Jawabannya adalah dengan menelusuri bagaimana pelaku bullying bisa tumbuh di Indonesia. Dan kita harus memangkasnya dari sana. Karena dengan hilangnya akar yang menumbuhkan bibit-bibit pelaku bullying, maka pelaku bullying itu akan hilang dengan sendirinya. Atau minimal, kita bisa mengontrol candaan anak-anak sekolah yang berpotensi menjadi masalah serius.

Salah satu cara yang cukup ampuh adalah dengan memperketat pengawasan terhadap anak-anak sekolah yang dilakukan oleh guru, orang tua, dan orang dewasa. Dengan pengawasan yang ketat, anak-anak akan lebih terjaga pergaulannya, baik di sekolah maupun di rumah. Di luar itu semua, seluruh orang dewasa bertanggung jawab memperhatikan pergaulan anak-anak.

Selain memperketat pengawasan, memberi contoh yang baik juga menjadi cara yang cukup efisien dalam memberantas bibit-bibit pelaku bullying. Dengan menanamkan empati ataupun pengetahuan umum tentang larangan menzalimi teman. Melalui pemberian contoh dan pengajaran di luar jam belajar, anak-anak akan lebih dekat dengan guru dan orang dewasa sehingga mereka akan merasa nyaman meniru perilaku positif, tanpa adanya tekanan.

Posting Komentar

0 Komentar