
Oleh: Mimin Kamila
Muslimah Peduli Umat
Kelaparan kian parah di Jalur Gaza karena stok makanan menipis. Seorang anak terjepit di antara pengungsi yang berebut mengambil jatah makanan di pengungsian di Gaza. ANTARA/Anadolu/pri. Istanbul (ANTARA) — demikian pernyataan badan PBB untuk pengungsi Palestina dalam sebuah pernyataan.
Penduduk, termasuk anak-anak, berharap bisa mendapatkan makanan untuk bertahan hidup dari organisasi-organisasi amal, kata UNRWA. Hampir 3.000 truk bantuan UNRWA bersiap memasuki Gaza, kata UNRWA. Pengepungan harus dihentikan.
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa anak-anak Palestina di Gaza menderita kelaparan karena Israel terus mencegah masuknya pasokan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Ia mengatakan bahwa kelaparan di wilayah itu bermotif politik, karena izin untuk memasukkan pasokan makanan tidak dihiraukan oleh Israel.
Sejak 2 Maret, Israel telah menutup pintu penyeberangan ke Gaza, sehingga bantuan makanan, medis, dan bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk. Hal ini semakin memperparah bencana kemanusiaan, menurut laporan pemerintah dan organisasi-organisasi HAM serta lembaga internasional.
Hampir 51.500 warga Palestina di Gaza telah terbunuh akibat serangan brutal Israel sejak Oktober 2023. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Situasi di Gaza semakin mengerikan. Makanan tidak tersedia. Yang ada hanyalah pasta dan nasi dalam jumlah yang sangat sedikit dan tidak mencukupi, bahkan hanya untuk setengah penduduk. Selain itu, ketersediaan makanan yang terbatas diperparah dengan harga bahan-bahan pokok di pasaran yang sangat tinggi dan hampir habis. Ketersediaan air juga makin langka, dan dapur-dapur umum sudah tidak dapat beroperasi karena kehabisan bahan.
Solusi tuntas bagi Palestina bukanlah dengan membaginya menjadi dua negara, apalagi dengan memindahkan penduduknya ke Indonesia. Jangan sekali-kali mengambil solusi yang ditawarkan oleh kafir penjajah, karena itu sama saja dengan mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, solusi tuntas bagi Palestina memerlukan upaya untuk mengakhiri pengkhianatan ini, yaitu dengan persatuan umat dalam naungan Khilafah.
Sebagaimana dulu Rasulullah ï·º menghadapi Yahudi dan sebagaimana terjadi dalam Perang Hittin.
Hanya ada satu-satunya solusi agar Palestina bisa diselamatkan, yaitu dengan jihad dan Khilafah. Umat harus berjuang untuk mewujudkannya. Perjuangan ini membutuhkan dakwah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis yang istiqamah menyerukan jihad dan tegaknya Khilafah.
Wallahu a‘lam bish-shawab.

0 Komentar