MAKNA IBADAH HAJI UNTUK PERSATUAN UMAT


Oleh: Enung Nurhayati
Muslimah Peduli Umat

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, diserukan kepada umat Islam yang telah mampu untuk melaksanakannya.

Ibadah haji saat ini mengalami perubahan makna dan substansi, ibadah haji hari ini hanya dianggap sebagai prosesi ritual bahkan pesan luhur yang tersirat dalam setiap proses ibadah haji tidaklah membekas pada diri orang yang sudah menunaikan ibadah haji.

Sejatinya banyak pelajaran yang bisa diambil misalnya, makna politis yang terkandung dalam ritual haji, yang mampu diterapkan dalam kehidupan, dan akan memberikan kontribusi yang berharga untuk kemajuan dan persatuan umat.

Dulu zaman penjajahan, berkah ibadah haji betul betul mendapatkan kecerdasan politik, semangat mereka untuk bangkit melawan penjajahan semakin besar, hal itu yang membuat para penjajah takut luar biasa, mereka mencoba menghalangi keberangkatan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji.

Pada akhir abad ke-19 jumlah muslim Indonesia yang melaksanakan ibadah haji merupakan yang terbesar dan bagian paling aktif terhadap perlawan pada penjajah kala itu. Ibadah haji jaman dulu memberikan pengaruh yang luar biasa, dan mengajarkan kepada kita tentang perjuangan, serta ketidakrelaan untuk dijajah.

Tetapi hal itu tidak di jumpai dari pelaksanaan ibadah haji saat ini, yang seolah kehilangan makna yang hakiki termasuk makna politisnya. Penyebabnya adalah:
  • Sistem Sekularisasi di dunia Islam yang tumbuh dan berkembang adalah produk imperialisme Barat. Pada abad ke-19 M, kaum penjajah kafir barat membawa paham sekularisme ke negara-negara Islam, sekularisme berfungsi sebagai ideologi yang dipaksakan. Apalagi setelah kekhilafahan Utsmaniyah mengalami kekalahan dalam Perang Dunia I akibat keterlibatan gerakan Turki muda.
  • Agama sebatas aktivitas ritual saja. Dengan semakin derasnya arus sekularisasi dan liberalisasi di dunia Islam membuat kesadaran akan makna ibadah haji semakin memudar.
  • Adanya sekat negara-bangsa akibat nasionalisme. Para jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia, seluruhnya bertemu dan berinteraksi, mereka disatukan oleh aqidah yang kuat dan pandangan hidup serta tujuan yang sama. Tetapi kekuatan umat yang dahsyat tersebut belum dapat di transformasikan dalam kehidupan nyata, karena, adanya rasa nasionalisme tersebut. Paham ini digunakan oleh kafir barat untuk memecah belah umat Islam sampai sekarang.

Karena itulah, umat harus sadar tentang makna ibadah haji yang sesungguhnya dan untuk membangkitkan kesadaran umat akan kemerdekaan yang hakiki. Yaitu mengganti pemahaman sekulerisme dengan pemahaman Islam Kaffah. Dengan Islam Kaffah, haji tidak sekadar mendapatkan predikat mabrur tetapi juga menjadi pribadi yang bersemangat untuk mengembalikan kejayaan Islam, dibawah satu institusi politik Daulah Khilafah yang akan menjamin keadilan, mewujudkan kesejahteraan, menyebarkan dakwah ke seluruh penjuru dunia serta menebarkan rahmat bagi seluruh alam.

Wallahu alam bissowab.

Posting Komentar

0 Komentar