
Oleh: Mariyam Sundari
Jurnalis Pengamat Kriminal
Kita ketahui negara saat ini mengadopsi sistem kapitalis liberal, dimana aturan dalam sistemnya mengedepankan kebebasan, persaingan, dan keuntungan. Penguasa dalam kapitalis hanya mementingkan kejayaan individu semata, hingga di dalamnya tidak ada pengurusan terhadap rakyat. Masyarakat hanya dijadikan korban kesengsaraan.
Bagaimana tidak, rakyat harus dibebankan dengan pajak yang berat, hampir semua dipajaki tak peduli mau kaya atau miskin. Rakyat dituntut untuk bekerja atau mencari penghasilan sendiri sebagai penopang hidup, sedangkan negara tidak ada tanggung jawab sama sekali terhadap rakyat.
Mungkin, selagi muda tenaga masih kuat masih bisa untuk bekerja, namun pekerjaan dalam sistem kapitalis sulit untuk dicari. Di perusahaan besar banyak karyawan yang di PHK, akhirnya banyak banting setir jadi ojek online (ojol). Karena tidak tahu harus kerja apa lagi.
Lantas, bagaimana nasib orang-orang yang sudah usia lanjut, yang tenaganya sudah berkurang atau lemah, mereka sudah tak sanggup lagi kerja, tapi buat sesuap nasi harus tetap dicari, karena di negeri yang bersistem kapitalis saat ini penguasanya tidak menjamin hak orang miskin, termasuk yang sudah usia lanjut. Akibatnya banyak yang menjadi pengemis jalan meminta-minta, jadi badut, pengamen dan lain-lain.
Miris, di negeri yang kaya akan sumber daya alam di Indonesia ini, namun banyak masyarakat miskin di dalamnya. Hal ini karena aset-aset kekayaan alam diserahkan oleh asing yang berkuasa, hingga menjadikan pribumi semua gigit jari, sulit mencari penghasilan, ditambah dengan biaya pendidikan yang mahal, hanya orang-orang beruang saja yang mampu menyekolahkan anak-anak mereka, sedangkan yang ekonomi menengah ke bawah tak mampu. Karena tidak berpendidikan tinggi, jadi sulit mencari pekerjaan, dan bertambahlah pengangguran, juga membludaknya rakyat miskin tanpa pengurusan.
Seharusnya, negara yang mengurus rakyat, dan pengurusan yang terbaik ini hanya bisa dilakukan oleh kepala negara dalam Islam (Khilafah). Rasulullah ï·º, bersabda:
اَÙ„ْØ¥ِÙ…َامُ عَÙ„َÙ‰ النَّاسِ رَاعٍ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ù…َسْؤُÙˆْÙ„ٌ عَÙ†ْ رَعِÙŠَّتِÙ‡ِ
“Imam (Khalifah) adalah pemelihara dan ia bertanggungjawab terhadap rakyatnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Islam mempunyai aturan yang Konfrehensif dalam semua bidang, termasuk dalam sistem ekonomi sebagai solusi untuk mengentaskan kemiskinan. Dan memang sudah menjadi tanggung jawab negara dan pastinya tidak diserahkan oleh pihak korporasi asing atau mekanisme pasar.
0 Komentar