
Oleh: Titin Surtini
Muslimah Peduli Umat
Di negeri agraris ini, beras seharusnya bukan barang langka apalagi mahal. Dengan luas lahan pertanian dan dukungan iklim tropis yang mendukung, stok beras semestinya melimpah dan harga tetap terjangkau. Namun faktanya tidak demikian. Masyarakat justru kembali menjerit karena harga beras melonjak tajam, bahkan ketika cadangan beras disebut masih cukup.
Ada yang janggal. Ketika pasokan aman tetapi harga terus naik, jelas ada yang tidak beres. Disinyalir, ada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan situasi demi meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dan sayangnya, negara seperti tak berdaya mengendalikan kondisi ini. (Bisnis, 26-06-2025)
Kondisi ini bukan pertama kalinya terjadi. Kenaikan harga beras seolah menjadi siklus tahunan yang terus berulang. Sayangnya, kebijakan stabilisasi harga dari pemerintah selalu bersifat tambal sulam dan tidak menyentuh akar persoalan. Negara hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator, sementara pengelolaan pangan diserahkan kepada mekanisme pasar dan korporasi besar. Dalam sistem ini, kepentingan rakyat kerap tersingkirkan oleh kepentingan pemilik modal.
Negara Harus Hadir Menjamin Keadilan
Berbeda dengan sistem kapitalisme yang menyerahkan harga pada mekanisme pasar, Islam menawarkan solusi fundamental dalam membangun sistem pangan yang adil dan menyejahterakan rakyat. Dalam pandangan Islam, negara wajib hadir sebagai pengurus dan pelindung umat, bukan hanya pengamat.
Rasulullah ï·º bersabda:
Ø¥ِÙ†َّÙ…َا اْلإِÙ…َامُ جُÙ†َّØ©ٌ ÙŠُÙ‚َاتَÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَرَائِÙ‡ِ ÙˆَÙŠُتَّÙ‚َÙ‰ بِÙ‡ِ
“Imam (Khalifah) adalah laksana perisai, umat berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Muslim)
Negara dalam sistem Islam, yakni Khilafah, bertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, termasuk ketersediaan dan keterjangkauan pangan. Negara tidak membiarkan pasar berjalan liar. Justru, negara mengawasi jalannya distribusi, mengontrol harga, dan menindak segala bentuk praktik yang merugikan rakyat seperti penimbunan, riba, monopoli (kartel), dan tengkulak.
Selain itu, negara juga menguasai cadangan pangan strategis agar bisa mengintervensi pasar saat dibutuhkan. Negara tidak boleh membiarkan pihak swasta menguasai penuh sektor vital seperti pangan.
Dengan sistem ekonomi Islam yang bersinergi dengan sistem politik Islam (Khilafah), keadilan dalam distribusi pangan akan terwujud. Pasar berjalan sehat karena negara memastikan setiap pihak bertransaksi dengan cara yang halal dan adil, bukan dengan manipulasi dan kerakusan.
Penutup
Harga beras yang terus meroket di tengah kelimpahan stok seharusnya menyadarkan kita bahwa sistem yang ada saat ini sedang sakit. Tidak cukup hanya mengutuk pelaku penimbunan atau menuntut intervensi sesaat. Kita butuh solusi sistemik dan menyeluruh.
Islam telah membawa seperangkat aturan yang tidak hanya mengatur ibadah, tetapi juga mengatur urusan ekonomi, pasar, dan kebijakan pangan. Saatnya umat menyadari bahwa sistem kapitalisme telah gagal menjamin kesejahteraan. Dan hanya dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam institusi Khilafah-lah keadilan sejati bisa terwujud.
Wallahu a’lam bishshawab.
0 Komentar