
Oleh: Lisa Ummu Hafshah
Aktivis Dakwah Muslimah
Puluhan ribu nyawa kembali melayang, menjadi korban kebiadaban Zionis Yahudi di Gaza. Dalam laporan CNBC Indonesia (30-06-2025), banyak warga sipil meregang nyawa saat mengantre untuk mendapatkan bantuan makanan.
Menurut laporan Tempo (28 Juni 2025), jumlah korban tewas akibat genosida yang dilakukan oleh Israel telah melampaui angka 56.600 jiwa. Bahkan, DW Indonesia melaporkan bahwa warga yang berusaha mendapatkan bantuan juga menjadi sasaran serangan yang kejam.
Sementara itu, BBC Indonesia menyoroti diamnya dunia, terutama para pemimpin negara-negara besar. Hal ini sangat disayangkan, karena para pemimpin negara-negara Muslim pun tidak menunjukkan dukungan yang jelas. Bahkan mereka tetap bekerja sama secara strategis dan politis dengan pihak penjajah Zionis.
Kejahatan Zionis sungguh sangat biadab. Ini bukan sekadar kekejaman biasa, tetapi merupakan genosida sistematis yang dilindungi oleh sistem internasional sekuler yang rusak. Dunia hanya sekadar mengeluarkan kecaman kosong tanpa langkah konkret, sementara rakyat Palestina terus dibantai.
Memandang permasalahan Palestina sekadar sebagai isu kemanusiaan atau konflik geopolitik saja adalah kesalahan besar umat Islam. Padahal, Palestina merupakan wilayah milik umat Islam yang wajib dibebaskan oleh kaum Muslimin sebagai bentuk pelaksanaan amanah dari Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاۤءِ وَالْوِلْدَانِ
“Dan mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah di antara laki-laki, wanita-wanita, dan anak-anak…” (QS. An-Nisa: 75)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa membela kaum Muslim yang teraniaya adalah kewajiban syar'i, bukan sekadar pilihan. Ini bukan hanya rasa empati, melainkan wujud nyata dari perintah Allah.
Begitu juga sabda Rasulullah ﷺ:
اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ
“Imam (Khalifah) adalah perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Muslim)
Hadis tersebut menegaskan bahwa melindungi umat Islam hanya bisa dilakukan jika ada Khilafah. Khalifah adalah pemimpin umat Islam yang akan memimpin jihad, membebaskan negeri-negeri Islam, dan menegakkan hukum-hukum Allah secara menyeluruh.
Mengapa dunia Islam membisu?
Ada dua hal yang mendasari diamnya dunia Islam, khususnya para pemimpin negeri-negeri Muslim.
Pertama, umat belum menyadari akar permasalahan yang sebenarnya terjadi di Palestina. Mereka masih terbelenggu dalam narasi sekuler dan solusi ala Barat.
Kedua, kecintaan pada kekuasaan. Para penguasa takut kehilangan legitimasi dan dukungan dari Barat jika mereka bersikap tegas terhadap Zionis.
Padahal, semestinya mereka menyadari bahwa umat Islam itu ibarat satu tubuh yang tak terpisahkan. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah ﷺ:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Muslim)
Namun hari ini, "tubuh umat" telah terpecah menjadi lebih dari 50 negara bangsa. Masing-masing hanya sibuk memikirkan urusan domestiknya. Mereka takut jika kepentingan-kepentingan mereka terancam. Mereka takut jika negaranya ikut diserang.
Khilafah, Solusi Hakiki Permasalahan Palestina
Mengutuk kekejaman Zionis tanpa menuntut perubahan sistem adalah ilusi belaka. Seruan jihad kepada pemimpin negeri Muslim yang masih dalam bingkai nasionalisme pun tidak akan pernah terwujud. Sebab, mereka lebih memilih mengamankan diri dan melindungi negaranya, daripada harus berkorban nyawa demi membantu saudara seiman.
Solusi tuntas atas penjajahan Palestina adalah jihad yang dipimpin oleh Khalifah dalam bingkai Khilafah Islamiyah.
Khilafah akan menyatukan negeri-negeri Islam, menghapus sekat-sekat nasionalisme, serta mengerahkan kekuatan militer untuk membebaskan umat yang terjajah, termasuk Palestina. Khilafah akan memutuskan hubungan dan kerja sama dengan entitas penjajah dan sekutu-sekutunya. Khilafah akan menjadi pelindung yang sesungguhnya bagi darah, harta, dan kehormatan umat Islam.
Sebagaimana Allah ﷻ menjanjikan:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa…” (QS. An-Nur: 55)
Inilah janji Allah kepada kaum Muslimin yang hanya bisa diwujudkan ketika umat Islam kembali kepada hukum Allah di bawah institusi Khilafah.
Menjadi tugas kita bersama untuk membangun opini umum di tengah umat bahwa solusi tuntas Palestina hanya melalui Khilafah dan jihad. Kaum Muslim yang telah sadar harus memperkuat dakwah ideologis, memimpin kaum Muslim menuju jalan yang telah ditempuh Rasulullah ﷺ, yakni menegakkan hukum Allah agar kehidupan Islam kembali tegak sebagaimana dahulu dalam naungan Daulah Islam.
Pengemban dakwah laksana cahaya di tengah gelapnya dunia. Cahaya inilah yang dibutuhkan umat untuk menerangi mereka dan menuntun mereka menuju cahaya kebenaran. Oleh karena itu, para pengemban dakwah harus senantiasa istiqamah dalam berpegang teguh pada thariqah dakwah Rasulullah ﷺ: bersih dari kompromi, sabar dalam membina umat, dan tegas dalam menyampaikan kebenaran.
Sudah sepatutnya kaum Muslimin merapatkan barisan dalam dakwah dan menuntut perubahan sejati agar pertolongan Allah segera datang.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
“Jika kalian menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian.” (QS. Muhammad: 7)
0 Komentar