
Oleh: Putri Ali N.
Penulis Lepas
Berdasarkan kalender nasional Indonesia tahun 2025, 1 Muharam jatuh pada 27 Juni 2025. Bagi umat Islam, bulan Muharam bukan sekadar penanda awal tahun dalam kalender Hijriah. Muharam merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah. Ia menjadi pembuka tahun baru Islam yang seharusnya dijadikan momen refleksi untuk menapaki kehidupan yang lebih baik.
Sayangnya, tahun baru Islam 1447 H hadir di tengah berbagai persoalan yang masih menimpa umat Islam. Genosida di Palestina, misalnya, terus berlangsung tanpa kepastian kapan akan berakhir. Kebrutalan penjajah kian mengerikan. Mengutip data dari akun resmi Instagram @aljazeeraenglish (9/7), sejak 7 Oktober 2023 hingga 8 Juli 2025, tercatat sebanyak 57.575 rakyat Palestina syahid akibat agresi militer Zionis di Jalur Gaza.
Berbagai upaya internasional telah dilakukan untuk menghentikan penjajahan, khususnya di Gaza, tetapi selalu menemui jalan buntu. Hal ini karena penjajah terus mendapatkan dukungan dari sekutunya, terutama Amerika Serikat. Di sisi lain, para penguasa negeri-negeri Muslim memilih bungkam, meski kondisi Gaza makin memburuk, terisolasi dari dunia luar, krisis pangan kian parah dan serangan bombardir tak kunjung henti. Inilah potret menyedihkan umat Islam hari ini.
Keterpurukan Umat Islam di Bawah Ideologi Kapitalisme
Kondisi mengenaskan yang menimpa umat Islam saat ini terjadi karena tidak adanya persatuan di antara kaum Muslim. Jumlah kita hampir dua miliar jiwa, namun tidak bersatu. Kita menjadi umat besar yang tak lagi berpengaruh di dunia, bahkan kerap menjadi korban konflik di berbagai belahan bumi. Negeri-negeri Muslim hancur karena campur tangan asing, terus diadu-domba hingga saling memerangi sesama saudara seiman.
Mengapa kehidupan umat Muslim hari ini terasa kacau? Mengapa negeri-negeri Muslim dipenuhi kemiskinan, korupsi, dan penjajahan gaya baru? Belum lagi krisis moral yang merebak, bahkan di negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Padahal sejarah mencatat, umat Islam pernah berada di puncak kejayaan. Selama kurang lebih 1.300 tahun, umat ini memimpin dunia dalam naungan Daulah Islamiyah. Saat itu, kekuasaan Islam tersebar luas hingga menguasai sepertiga dunia.
Islam juga menjadi mercusuar peradaban dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan, keadilan, dan kesejahteraan mewarnai era itu. Di bidang kedokteran, matematika, astronomi, dan lainnya, Islam melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar yang karya-karyanya menjadi pijakan teknologi modern. Umat Islam disegani, bahkan oleh musuh-musuhnya, karena kekuatan dan kemuliaan yang lahir dari penerapan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh), baik oleh individu maupun negara.
Namun kini, predikat sebagai khayru ummah (umat terbaik) seolah hilang. Umat telah melupakan jati dirinya. Ibadah hanya dijadikan ritual pribadi, bukan sistem kehidupan. Islam tak lagi dijadikan ideologi, karena telah tergantikan oleh kapitalisme dan sekularisme. Aturan hidup kita bukan lagi Al-Qur’an dan Sunnah, melainkan sistem buatan manusia.
Kebangkitan Umat dengan Sistem Islam
Kini saatnya umat bangkit dan merenungi akar keterpurukan yang menimpa kita. Muharam adalah momentum tepat untuk memulai hijrah, sebagai langkah kebangkitan Islam yang seharusnya tidak hanya menjadi romantisme sejarah, melainkan kebutuhan nyata. Sebagaimana Rasulullah ﷺ dan para sahabat berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk menegakkan kehidupan Islam, demikian pula kita hari ini.
Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tetapi memperbaiki cara berpikir. Dari hidup yang ikut arus menuju hidup yang terarah. Kita perlu hijrah pemikiran dan perjuangan: mengganti sistem yang merusak dengan sistem yang menyejahterakan. Mengubah ideologi kapitalisme menjadi ideologi Islam. Menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai satu-satunya pedoman hidup.
Untuk mengembalikan kemuliaan umat, tak cukup hanya dengan kesalehan individu. Harus ada penerapan aturan Allah secara menyeluruh dalam kehidupan. Itu hanya bisa diwujudkan dengan adanya Khilafah (kepemimpinan Islam) sebagai institusi pelindung (junnah) umat, yang menerapkan syariat Islam secara kaffah (total).
Umat Islam perlu disadarkan tentang hakikat dirinya sebagai Muslim sejati, serta didorong untuk memperjuangkan sistem Islam. Allah pun telah menjanjikan kemenangan bagi orang-orang beriman yang beramal saleh:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi...” (TQS. An-Nur: 55)
Akhirnya, mari jadikan Muharam ini sebagai ajang refleksi dan perbaikan diri. Mari berhijrah dari keterpurukan menuju kemuliaan dengan menerapkan kembali aturan Islam dalam kehidupan. Hanya dengan kembali kepada Islam secara kaffah, kita akan menemukan kembali kejayaan itu.
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu menjadi agamamu.” (TQS. Al-Māidah: 3)
Wallāhu a‘lam bish-shawāb.
0 Komentar