GAZA MEMANGGIL, SAATNYA KIRIMKAN TENTARA!


Oleh: Najmah Syarifah
Remaja Muslimah Ideologis

Sejak 18 September 2025, Gaza telah mengalami pemadaman listrik, internet, dan telekomunikasi secara total. Memanfaatkan kondisi tersebut, Israel mengerahkan ribuan tank untuk mengepung warga sipil Gaza. Upaya ini dilakukan untuk mengosongkan wilayah Gaza dengan membuka jalur evakuasi Salah al-Din. Berbagai negara di dunia mengancam dan mengeluarkan kebijakan untuk memboikot Israel, seperti Belgia, Spanyol, dan Uni Eropa. (Tribunnews, 19/09/25)

Kondisi di Gaza semakin memprihatinkan. Zionis Israel lagi-lagi menunjukkan kebengisannya terhadap warga sipil Gaza. Berbagai akses koordinasi, kedaruratan, bantuan, dan berita dibungkam oleh Zionis dengan tujuan untuk melumpuhkan Gaza. Warga sipil di Kota Gaza didesak untuk migrasi guna mengosongkan wilayah tersebut.

Dunia internasional mengancam, namun kecaman tersebut tidak membuat Yahudi berhenti untuk menjajah Palestina, khususnya Gaza. Kebijakan boikot Israel yang diterapkan oleh berbagai negara tetap tak menghentikan penjajahan Israel terhadap Gaza. Ditilik dari sejarah, Theodor Herzl sebagai pendiri Zionis berusaha untuk menjadikan Palestina sebagai tonggak berdirinya negara Yahudi.

Selain itu, Herzl juga berusaha untuk memperoleh piagam dari Khilafah Utsmaniyah atau salah satu negara Eropa yang menjamin hak Yahudi untuk menetap di tanah Palestina.

Hingga bertahun-tahun lamanya, Zionis mendapatkan pengikut di komunitas Yahudi yang tersebar di seluruh Eropa dan sekitarnya, meskipun tanpa adanya dukungan negara besar seperti Khilafah Utsmaniyah.

Pada masa keruntuhan Khilafah Utsmaniyah, di mana umat Islam semakin jauh dari agamanya, Zionis mewujudkan keinginan yang lama terpendam untuk menjadikan tanah Palestina sebagai negara Yahudi yang berdaulat. Dengan adanya dukungan besar dari negara adidaya saat itu (Inggris), Zionis berhasil mewujudkan tujuan akhirnya, yaitu menjadikan wilayah Palestina sebagai pusat kekuasaannya.

Namun, ironisnya, setelah Zionis berhasil menempati tanah mulia Palestina, tak ada satupun negara Islam yang menyerang kaum kafir itu.

Inilah manifestasi diterapkannya sistem Kapitalisme yang menanamkan ide nasionalisme di tubuh kaum Muslimin. Dari ide nasionalisme inilah kaum Muslimin terpecah belah menjadi beberapa negara. Selain itu, dengan ditanamkannya nasionalisme, muncul pemahaman untuk memperjuangkan dan menjunjung tinggi tanah air mereka. Sehingga, tatkala saudara mereka sesama Muslim dijajah oleh Zionis Israel, mereka hanya bergeming, tak menunjukkan aksi untuk membebaskan Muslim Gaza dari penjajahan Zionis.

Maka dari itu, kecaman dan boikot bukanlah solusi untuk menghentikan penjajahan Zionis terhadap Gaza. Satu-satunya solusi tuntas untuk membebaskan Palestina dari cengkraman penjajah adalah dengan diterapkannya sistem yang menyatukan kaum Muslimin menjadi satu, yakni sistem Islam. Dengan diterapkannya Islam, negara mampu mengirimkan tentara-tentara Muslim di bawah komando khalifah untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi.

Posting Komentar

0 Komentar