
Oleh: Al-Fatih
Pembebas Pemikiran
Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu dari enam rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim. Kitab-kitab ini merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah ﷻ kepada para nabi dan rasul untuk menjadi petunjuk hidup bagi umat manusia. Ada empat kitab utama yang diturunkan Allah, yaitu Taurat kepada Nabi Musa AS, Zabur kepada Nabi Daud AS, Injil kepada Nabi Isa AS, dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad ﷺ. Selain itu, firman Allah ﷻ juga diberikan kepada Nabi Ibrahim AS dalam bentuk shuhuf (lembaran-lembaran wahyu).
Keistimewaan Al-Qur’an sebagai Kitab Penutup
Dari semua kitab yang diturunkan, hanya Al-Qur’an yang dijaga keasliannya oleh Allah ﷻ dan berfungsi sebagai penyempurna serta penghapus syariat-syariat yang datang sebelumnya. Al-Qur’an tidak hanya menjadi panduan spiritual, tetapi juga menjadi hukum yang mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nisaa’ ayat 136:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
136. Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.
Dalil Naqli dan Aqli dalam Keimanan kepada Kitabullah
Keimanan kepada kitab-kitab Allah didasarkan pada dalil naqli dan aqli. Dalil naqli adalah petunjuk yang berasal dari Al-Qur’an dan hadits yang sahih. Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa kitab-kitab sebelumnya merupakan wahyu dari-Nya. Sedangkan dalil aqli merujuk pada pemahaman rasional tentang keberadaan Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Al-Qur’an sebagai Mukjizat Terbesar
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang membuktikan kenabian Nabi Muhammad ﷺ. Tidak ada yang mampu menandingi gaya bahasa dan keindahan sastra Al-Qur’an, termasuk oleh orang-orang Arab pada masa itu yang terkenal dengan keahlian mereka dalam bersyair. Sejarah mencatat bahwa berbagai upaya untuk meniru dan menggubah sesuatu yang sebanding dengan Al-Qur’an berakhir dengan kegagalan.
Pengaruh Al-Qur’an terhadap Peradaban Manusia
Al-Qur’an bukan hanya sekadar kitab suci, tetapi juga menjadi sumber revolusi mental dan sosial yang telah mengubah dan membimbing pemikiran manusia selama lebih dari empat belas abad. Ajaran-ajaran Al-Qur’an telah mampu mengangkat umat manusia dari keterbelakangan dan menjadi panduan hidup bagi peradaban yang maju. Ajaran yang termuat dalam Al-Qur’an tetap relevan sepanjang masa dan mampu menjawab tantangan zaman, baik dalam bidang moral, sosial, politik, maupun ekonomi.
Pengakuan dari Cendekiawan Barat
Keagungan dan kebenaran Al-Qur’an diakui tidak hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh para cendekiawan Barat dari berbagai disiplin ilmu. Mereka mengakui bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang bersumber dari Allah ﷻ. Pengakuan ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an memiliki keunikan yang tidak dapat diabaikan, baik dari segi kandungan maupun dari sisi keilmuannya.
Kesimpulan
Iman kepada kitab-kitab Allah adalah keyakinan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Al-Qur’an sebagai kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah ﷻ, memiliki keistimewaan tersendiri sebagai penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya dan tetap terjaga keasliannya hingga hari kiamat. Keberadaan Al-Qur’an yang diakui oleh para ahli dari berbagai latar belakang menjadi bukti nyata keagungan wahyu ilahi ini. Sebagai Muslim, keimanan terhadap Al-Qur’an tidak hanya menjadi aspek kepercayaan, tetapi juga menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab kepada Allah ﷻ.
0 Komentar