IMAN KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH: PILAR UTAMA DALAM KEIMANAN SEORANG MUSLIM


Oleh: Al-Fatih
Pembebas Pemikiran

Iman kepada nabi dan rasul Allah adalah salah satu dari enam rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim. Allah ﷻ telah mengutus sejumlah nabi dan rasul dari kalangan umat manusia sebagai pembawa petunjuk dan peringatan. Mereka diutus untuk mengajarkan ajaran Allah, memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman tentang nikmat abadi di akhirat, serta memperingatkan mereka yang ingkar tentang akibat buruk dari kekufuran dan kesyirikan. Para nabi dan rasul juga memberikan teladan dalam ibadah yang benar, akhlak yang mulia, dan keistiqamahan dalam menjalankan perintah Allah ﷻ.


Pengertian Nabi dan Rasul

Secara terminologi, nabi adalah seorang yang menerima wahyu dari Allah ﷻ yang berisi syariat yang telah ada dari rasul sebelumnya, dan dia diperintahkan untuk menyampaikan syariat tersebut kepada kaumnya. Contoh dari nabi yang mendapatkan wahyu adalah Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS yang diutus kepada Bani Israil. Sementara itu, rasul adalah seorang yang menerima wahyu berupa syariat baru dan diperintahkan untuk menyampaikan ajaran tersebut kepada umatnya, atau bahkan seluruh umat manusia.


Jumlah Nabi dan Rasul serta Keluasan Ajaran Risalahnya

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad bin Hambal disebutkan bahwa jumlah nabi mencapai 124.000 orang, sedangkan jumlah rasul ada 315 orang. Namun, riwayat ini tidak termasuk hadits muttawatir, sehingga tidak dijadikan sebagai dasar dalam akidah. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ berfirman dalam surat Al-Mu’min ayat 78:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأْتِىَ بِـَٔايَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ فَإِذَا جَآءَ أَمْرُ ٱللَّهِ قُضِىَ بِٱلْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ ٱلْمُبْطِلُونَ
78. Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah ﷻ hanya memperkenalkan sebagian dari nabi dan rasul-Nya kepada umat manusia. Al-Qur’an menyebutkan sebanyak 25 nabi dan rasul yang wajib diimani oleh setiap Muslim. Mukjizat hanya diberikan oleh Allah kepada para nabi dan rasul sebagai bukti kebenaran risalah yang mereka bawa. Firman Allah ﷻ dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 23:

وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ 
23. Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.


Rasulullah Muhammad ﷺ sebagai Penutup Nabi dan Rasul

Nabi Muhammad ﷺ adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT, dan tidak ada lagi nabi dan rasul setelah beliau hingga hari kiamat. Hal ini ditegaskan dalam berbagai dalil, baik dari Al-Qur’an maupun hadits. Di antaranya adalah firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 40:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ
40. Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga bersabda dalam hadits muttawatir yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari Anas bin Malik:

"Sesungguhnya risalah kenabian itu telah habis. Maka tidak ada nabi dan rasul sesudahku."

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Ahmad, dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku adalah seperti seseorang yang membangun sebuah rumah; diperindah dan diperbagusnya (serta diselesaikan segala sesuatunya) kecuali tempat (yang disiapkan) untuk sebuah batu bata di sudut rumah itu. Orang-orang yang mengelilingi rumah itu mengaguminya tetapi bertanya: 'Mengapa engkau belum memasang batu bata itu?' Nabipun berkata: 'Akulah batu bata (terakhir) sebagai penyempurna itu, dan Aku penutup para nabi.'"


Kekeliruan Faham Ahmadiyah

Kelompok Ahmadiyah meyakini bahwa setelah Rasulullah ﷺ masih ada nabi lain, dan mereka mengklaim bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi setelah Muhammad ﷺ. Keyakinan ini jelas keliru dan bertentangan dengan ajaran Islam yang shahih. Faham ini tidak didasarkan pada pemahaman bahasa Arab yang benar dan tidak sesuai dengan syariat. Mirza Ghulam Ahmad mengklaim menerima wahyu dan mengarang kitab yang disebutnya sebagai wahyu Allah, padahal hal ini bertentangan dengan firman Allah dan hadits-hadits yang mutawatir.


Makna Iman kepada Kerasulan Muhammad ﷺ

Ketika seorang Muslim mengucapkan “Laa ilaaha illallah; Muhammadur-rasulullah” berarti ia telah menyatakan keyakinannya bahwa hanya Allah ﷻ satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi, dipatuhi, dan ditaati. Selain itu, ia juga mengakui bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah satu-satunya hamba Allah yang berhak untuk diikuti dan diteladani. Seorang Muslim diwajibkan untuk menerapkan secara sempurna segala ajaran yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, tanpa membeda-bedakan antara hukum ibadah dan muamalah. Tidak diperbolehkan mengambil teladan perbuatan dan hukum dari selain Rasulullah ﷺ.


Kesimpulan

Iman kepada nabi dan rasul Allah adalah fondasi penting dalam keimanan seorang Muslim. Keyakinan bahwa Allah ﷻ mengutus nabi dan rasul untuk membawa petunjuk dan peringatan kepada umat manusia, serta keyakinan bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah penutup dari semua nabi dan rasul, merupakan bagian integral dari aqidah Islam. Setiap Muslim harus meyakini dan mengikuti ajaran Rasulullah ﷺ dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, serta menolak segala bentuk klaim kenabian setelah beliau.


Posting Komentar

0 Komentar